Matarakyat24.com, Jakarta — Koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi rakyat, melainkan simbol kemandirian bangsa. Melalui program Koperasi Merah Putih, pemerintah berupaya meneguhkan kembali peran koperasi sebagai motor penggerak ekonomi desa dan penjaga nilai gotong royong di tengah arus globalisasi digital.
Hal tersebut ditegaskan oleh R.H. Imron Gun Gun, S.H., M.H., Anggota Komisi I DPR RI, dalam Forum Diskusi Publik bertema “Koperasi Merah Putih: Upaya Wujudkan Desa Berdikari & Rakyat Sejahtera”, Rabu (29/10/2025).
Menurut Imron, koperasi harus dilihat bukan sebagai lembaga konvensional, tetapi model ekonomi masa depan yang berakar pada solidaritas sosial dan inovasi digital. “Koperasi lahir dari rakyat dan untuk rakyat. Kekuatan utamanya ada pada kolaborasi dan kemandirian,” ujarnya.
Namun, data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan dari 127 ribu koperasi aktif di Indonesia, hanya sekitar 30 persen yang benar-benar sehat. Tantangan terbesar ada pada manajemen, literasi digital, dan kepercayaan publik. Karena itu, Imron menilai digitalisasi koperasi menjadi kebutuhan mendesak agar pengelolaan keuangan lebih transparan dan akuntabel.
Ia mencontohkan koperasi di Banyuwangi yang sukses menggunakan sistem digital untuk mencatat transaksi dan memperluas pasar melalui e-commerce lokal. “Model seperti ini membuktikan koperasi bisa beradaptasi dengan era digital tanpa kehilangan jati diri gotong royongnya,” kata Imron.
Selain itu, ia menekankan pentingnya infrastruktur digital sebagai pondasi ekonomi desa. Berdasarkan data APJII 2024, penetrasi internet di desa masih di bawah 60 persen. “Akses digital tanpa literasi ibarat jalan raya tanpa rambu. Karena itu, program literasi digital koperasi menjadi sama pentingnya dengan pembangunan jaringan internet itu sendiri,” ujarnya.
Imron juga menyoroti perlunya regenerasi pelaku koperasi. Saat ini, sebagian besar pengurus berusia di atas 45 tahun, sementara partisipasi generasi muda masih rendah. “Kita perlu koperasi yang dikelola dengan semangat startup berbasis komunitas. Koperasi milenial harus tumbuh sebagai inkubator wirausaha muda desa,” tambahnya.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat tiga pilar utama: digitalisasi koperasi yang merata, peningkatan literasi digital masyarakat desa, dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, serta komunitas lokal.
“Dengan langkah nyata itu, Koperasi Merah Putih akan menjadi benteng ekonomi rakyat yang kokoh — dari desa yang berdikari menuju Indonesia yang sejahtera,” tutup Imron.***


