Matarakyat24.com, Bekasi — Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045tidak hanya ditentukan oleh distribusi makanan sehat, tetapi juga efektivitas komunikasi publik dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang.
Hal tersebut disampaikan oleh R.H. Imron Amin, S.H., M.H., Anggota Komisi I DPR RI, dalam Forum Diskusi Publikbertema “MBG Wujudkan Indonesia Emas 2045” yang digelar di Bekasi, Selasa (28/10/2025).
Menurutnya, komunikasi publik bukan sekadar penyampaian informasi, tetapi proses membangun kesadaran sosial agar masyarakat memahami bahwa makan bergizi adalah kebutuhan dasar, bukan gaya hidup mewah. “Media digital punya peran strategis sebagai ruang partisipasi dan edukasi publik. Namun, pesan gizi harus dikemas dengan bahasa yang sederhana, kreatif, dan empatik agar benar-benar sampai ke masyarakat,” ujarnya.
Imron menekankan pentingnya pemanfaatan platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menyebarluaskan pesan gizi melalui konten positif dan inspiratif. Ia juga menyoroti tantangan ketimpangan akses digital, di mana 22 persen masyarakat di wilayah 3T belum terjangkau informasi daring. “Komunikasi publik harus inklusif, memadukan pendekatan digital dengan jalur komunitas lokal dan radio daerah,” tambahnya.
Selain itu, ia mengingatkan bahaya maraknya hoaks terkait gizi dan pola makan di media sosial. “Literasi digital gizi harus diperkuat agar masyarakat tidak terjebak pada tren diet yang menyesatkan,” tegas Imron.
Ia juga menilai transparansi menjadi faktor penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG. Masyarakat berhak mendapatkan informasi terbuka mengenai alokasi anggaran, penerima manfaat, dan hasil evaluasi program. “Keterbukaan data melalui dashboard publik dapat meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki masyarakat terhadap program ini,” katanya.
Di akhir pemaparannya, Imron menegaskan bahwa MBG bukan hanya program sosial, tetapi gerakan nasional untuk membangun kesadaran bersama. “Setiap sendok makanan bergizi adalah investasi masa depan bangsa. Dengan kolaborasi dan konsistensi, MBG bisa menjadi budaya bangsa, bukan sekadar proyek pemerintah,” tutupnya.***


