Digindonews.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran kader, posyandu, dan masyarakat desa dalam mendukung program Bangga Kencana dan penurunan angka stunting di wilayah Karawang.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana yang berlangsung di Kelurahan Cibalongsari, Karawang, pada Sabtu, 5 Oktober 2025, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Drs. Imam Alhusaeri Bahanan, M.M. (Kepala DPPKB Karawang), Lisna Prihantini (Direktur Bina Penggerak Lini Lapangan BKKBN), Kukuh Dwi Setyawan (Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat), serta Lurah Cibalongsari, Ibu Titi.
Dalam paparannya, Drs. Imam Alhusaeri Bahanan menjelaskan bahwa program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) kini difokuskan tidak hanya pada pengendalian jumlah penduduk, tetapi juga peningkatan kualitas hidup keluarga melalui pencegahan stunting sejak dini.
> “Kita harus bergerak dari hulu, mulai dari remaja dan calon pengantin. Edukasi kesiapan nikah dan hamil sangat penting untuk mencegah stunting sejak lahir,” ujarnya.
Ia menambahkan, penerapan aplikasi ElSimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil) telah menjadi salah satu strategi utama BKKBN dalam memastikan pasangan muda memahami pentingnya kesiapan fisik, mental, dan ekonomi sebelum menikah.
Sementara itu, Lisna Prihantini, Direktur Bina Penggerak Lini Lapangan BKKBN, menyoroti pentingnya komunikasi keluarga dalam membangun karakter anak di era digital. Ia mengimbau agar orang tua meluangkan waktu berkualitas bersama anak setidaknya satu jam setiap hari.
> “Waktu satu jam bersama anak bisa mencegah banyak masalah sosial. Anak yang merasa diperhatikan akan tumbuh percaya diri dan berdaya,” tuturnya.
Lurah Cibalongsari, Ibu Titi, turut berbagi pengalaman lapangan mengenai sinergi antara kader posyandu, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Ia menyebut, kolaborasi yang baik telah membantu memperbaiki gizi anak-anak serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP).
“Kader posyandu adalah ujung tombak di lapangan. Mereka tidak hanya menimbang bayi, tapi juga menjadi sahabat keluarga yang mengedukasi soal gizi, pola asuh, dan kesehatan,” ujarnya.
Di sisi lain, Kukuh Dwi Setyawan, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, menekankan pentingnya pemberdayaan remaja melalui program Generasi Berencana (GenRe) dan Posyandu Remaja agar mereka memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan gizi sejak dini.
Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan ajakan bersama untuk memperkuat gerakan Cegah Stunting dan Keluarga Tangguh (Genting), sebagai wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, DPR RI, dan masyarakat.
Dengan semangat gotong royong dan komitmen bersama, BKKBN optimistis bahwa Kabupaten Karawang dapat menjadi contoh keberhasilan dalam menurunkan angka stunting sekaligus mewujudkan keluarga berkualitas dan generasi emas Indonesia 2045.***