DigIndonews.com, Jakarta – Kamis (08/05/23) siang Farah Anggota DPR RI adakan webinar via zoom bersama konsituen dengan dihadiri ratusan peserta.
Teknologi digital telah membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik dan positif bagi kehidupan.
Namun dalam saat yang bersamaan era digital juga membawa dampak negatif menjadi tantangan baru bagi kita manusia, dan tantangan ini pun sudah masuk ke dalam berbagai bidang, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan bidang-bidang lainnya.
Budaya digital merupakan sebuah konsep menggambarkan teknologi dan internet membuat cara-cara baru dalam berinteraksi di era digital. Tujuan dari pembentukan budaya digital yang baik adalah pembentukan mental yang tangguh, dan analisa perdebatan yang baik.
Farah sebagai narasumber pertama mengatakan “Kita adalah sebuah bangsa yang bhineka tunggal Ika, berarti terdapat beberapa individu dari berbagai macam latar belakang, kebudayaan suku bahasa agama sehingga kondisi ini memberikan Anugerah pada bangsa Indonesia lantaran memiliki kemajemukan ciri khas dan karakter suatu negara. Namun di lain sisi kemajemukan tersebut dapat menjadi bumerang tersendiri apabila tidak ditanggapi secara bijak”
Dr (Cand). Verdy Firmantoro.M.I.Kom (Akademisi FISIP Universitas Brawijaya) narasumber kedua dalam webinar memaparkan literasi digital diartikan sebagai kemampuan yang dilakukan untuk menggunakan, memahami dan memanfaatkan ruang digital titik operasi digital mempengaruhi kondisi fisik lingkungan digital dan mengarahkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna.
Wawasan kebangsaan membingkai pemahaman pada keberagaman dan menolak diskriminasi untuk mencapai harmoni sosial di ruang digital.
Dampak rendahnya wawasan kebangsaan di ruang digital diantaranya ketegangan budaya dan prasangka sosial, narasi kontra produktif di media sosial, maraknya kasus hukum akibat penyalahgunaan penggunaan teknologi dan informasi dan komunikasi polarisasi dan disintegrasi kebangsaan.
Ilmu Komunikasi untuk literasi kebangsaan di ruang digital meliputi menjadi komunikator yang memahami nilai-nilai kebangsaan, membuat pesan-pesan yang diskriminatif, mengembangkan platform digital sebagai sarana inovasi mengomunikasikan kebangsaan, menjadi komunikan atau penerima pesan yang tidak mudah terprovokasi dan mengedepankan tujuan harmoni sosial sebagai misi perdamaian.
Senada dengannya, Prof. Henri Subiakto, S.H., M.Si (Guru Besar Komunikasi UNAIR Surabaya) juga mengungkapkan bahwa Setiap orang bisa terhubung secara digital pada era digital ini yang akibatnya ekonomi, sosial, budaya dan politik pun juga terhubung secara digital titik beragam manusia dengan kepentingannya bertemu dalam interaksi yang sama di media digital.
Berbagai aspek kehidupan bertransformasi dari aktivitas di dunia fisik ke dunia digital titik teknologi telah mengubah kehidupan sosial.
Mengubah model bisnis hingga menuntut masyarakat, dunia usaha, pemerintah harus berubah dalam kehidupan yang baru berbasis digital.
Generasi kini merupakan generasi yang tantangannya sangat berat dikarenakan sulit menghadapi generasi setelahnya karena teknologi digital dan modal bisnis yang cepat berubah titik pintar saja tidak cukup, semua orang bisa dapat informasi berlimpah, sehingga punya informasi bukan sesuatu yang hebat kualitas manusia ditentukan kemampuan memverifikasi informasi. Orang pintar memang bisa menambah kepintarannya dengan informasi yang berlimpah.