Post Views: 102
Digindonews.com — Kementerian Kominfo RI adakaan Forum Diskusi Publik dengan tema “Menjadi Pemilih Cerdas pada Pemilu 2024” yang juga hadirkan narasumber antar lain; Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM. MBA. (Anggota Komisi 1 DPR RI), Drs. Dikdik Sadaka (Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan), Gun Gun Siswadi (Pegiat Literasi Media), Dr. Denny Aditya, SE. M.AP. (Pegiat Komunitas), Minggu 28 Januari 2024.
Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Drs. Dikdik Sadaka berikan keynote speech yaitu Sebagai pemilih cerdas, kita dituntut untuk memahami dengan baik calon-calon yang bertarung dan program-program yang mereka usung. Hal ini tidak hanya mencakup pemahaman terhadap visi dan misi mereka, tetapi juga melibatkan penelitian lebih lanjut terkait rekam jejak dan integritas para calon. Ingatlah bahwa suara kita memiliki dampak besar terhadap masa depan negara ini.
Selain itu ia juga mengajak kita bersama-sama memerangi politik uang dan praktik-praktik curang lainnya. Kita harus menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas pemilu agar hasilnya benar-benar mencerminkan kehendak rakyat. Partisipasi aktif kita dalam pemilu bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai warga negara.
Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, menyampaikan Pentingnya media sosial dalam Pemilu 2024 tidak dapat diabaikan. Media sosial bukan hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga sebagai alat kampanye yang sangat efektif. Calon-calon dapat berkomunikasi langsung dengan pemilih, menyampaikan program, dan merespons isu-isu terkini dengan cepat. Oleh karena itu, pemilih harus memahami dampak media sosial dalam membentuk opini publik.
Ia juga menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap konten media sosial menjadi aspek krusial dalam menghadapi Pemilu 2024. Pemilih perlu mengembangkan kemampuan untuk memilah informasi yang valid dan terpercaya, serta menghindari penyebaran berita palsu atau hoaks. Pendidikan politik dan literasi media menjadi kunci untuk membekali pemilih dengan pengetahuan yang cukup agar dapat membuat keputusan yang tepat.
Menurutnya Cerdas dan cermat dalam melihat kampanye di media sosial juga diperlukan. Pemilih harus mampu menyaring informasi, mengidentifikasi retorika politik, serta memahami substansi program yang diusung oleh setiap kandidat. Melalui pendekatan kritis dan objektif, pemilih dapat membuat keputusan yang berlandaskan informasi yang akurat dan relevan.
Selanjutnya, Gun Gun Siswandi menjelaskan tentang Salah satu kunci untuk menjadi pemilih cerdas adalah mengenali informasi hoaks. Pemilih perlu mampu membedakan antara berita yang faktual dan informasi yang tidak dapat dipercaya. Langkah cerdas melawan hoaks melibatkan kritisisme terhadap informasi, memverifikasi sumber, dan tidak langsung mempercayai informasi yang bersifat provokatif atau berlebihan.
Dalam era digital, mengawasi pemilu melalui platform digital menjadi sangat penting. Pemilih perlu aktif mengikuti perkembangan politik melalui media sosial, situs berita terpercaya, dan sumber informasi resmi. Selain itu, partisipasi dalam diskusi online yang sehat dapat membantu memahami sudut pandang yang beragam dan memperkuat basis pengetahuan politik.
Gun gun memberikan tips dan langkah yang benar untuk menjadi pemilih cerdas melibatkan penelitian yang cermat terhadap calon, memahami platform politik mereka, dan membandingkan program serta visi mereka. Pemilih juga sebaiknya melibatkan diri dalam forum diskusi dan debat untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.
Senada dengannya, Dr. Denny Aditya, SE. M.AP menyampaikan bahwa menuju pemilu demokratis, pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan proses pemilihan yang bersih dan transparan. Penyelenggaraan pemilu dilandaskan pada asas dan tujuan, seperti menghormati hak asasi manusia, memajukan keadilan sosial, dan membangun tatanan politik yang stabil. ***