DigIndonews.com, Jakarta – Kasus laporan UU IT 4 tahun terakhir cukup tinggi pada tahun 2018 (4.360 laporan), 2019 (4.582 laporan), 2020 (4.790 laporan), dan 2021 (2.207 laporan) penjelasan Yan Permenes (Anggota Komisi I DPR RI) dalam webinar ngobrol bareng legislator dengan tajuk “Pemanfaatan Teknologi pada Aspek Perlindungan Hukum” pada Selasa (4/4/2023).
Laporan kasus kejahatan siber di Indonesia diantaranya konten provokatif, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, penipuan online, pornografi, pencurian data dan peretasan sistem elektronik.
Macam macam cyber crime diantaranya doxing, phising, hacking, dan cyber stalking. Langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah ketelitian, berani lapor, kecakapan dan upgrade.
“Teknologi digital saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif untuk melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum”.
Perkembangan globalisasi di berbagai sektor kehidupan telah memanfaatkan sistem teknologi seperti e commerce dalam sektor perdagangan, elektronik bisnis, dalam bidang pendidikan, kesehatan pemerintahan dan bidang lainnya.
Dengan adanya UU memberikan perlindungan kepada masyarakat dan memberikan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi terutama teknologi digital.