DigIndonews.com,Jakarta-Pembangunan jaringan internet di Indonesia sudah semakin meluas di berbagai daerah setiap tahunnya, dimana hal ini turut meningkatkan jumlah masyarakat yang dapat mengakses internet.
Jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212 juta atau 77% dari total populasi Indonesia. Pertumbuhan ini dipengaruhi dengan adanya pembangunan jaringan internet di Indonesia yang artinya tren kebutuhan masayarakat terhadap internet akan terus bertambah terlebih lagi pasca pandemi yang membuat hampir semua masyarakat menjadi terbiasa dengan internet.
Meski demikian, Indonesia menjadi salah satu negara yang penduduknya masih belum terkoneksi internet, yaitu sebanyak 63,5 juta penduduk.
Dikarenakan perkembangan Internet yang semakin pesat hingga tahun ini, Kemenkominfo mengadakan webinar untuk kaum Millenial, dengan narasumber H. Muhammad Farhan selaku Anggota Komisi I DPR RI , Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc dari Ditjen Aptika Kominfo, Gia Rahardja Guardian SalingJaga.id, dan Ira Nadya Oktavia Mahasiswa S3 Adpend UPI. Kegiatan ini di moderatori oleh Ikhe Mutiara pada hari Jum’at (10/02/2023) via zoom meeting online.
Dalam laporan APJII mengungkapkan ada sembilan alasan utama seseorang menggunakan internet :Mengakses media sosial, Mengakses informasi,Bekerja atau bersekolah dari rumah,Mengakses layanan publik,Menggunakan layanan email,Melakukan transaksi online,Mengakses konten hiburan,Mengakses transportasi online, dan Mengakses layanan keuangan.
Dari alasan-alasan tersebut menunjukkan tren kebutuhan masyarakat terhadap internet akan terus bertambah apalagi pasca pandemi membuat hampir semua masyarakat menjadi terbiasa menggunakan fitur-itur aplikasi berbasis online dalam kegiatan sehari-hari.
Era digital merupakan suatu kondisi zaman atau kehidupan yangmana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa dipermudah dengan adanya teknologi seperti komunikasi, aplikasi yang berbasis bisnis dan finansial teknologi.
“Digitalisasi merupakan jembatan bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah, maka diperlukan SDM yang adaptif, kolaboratif dan solutif ”. Ujar Farhan dalam pemaparannya.
Peningkatan akses terhadap internet di berbagai daerah harus diikuti dengan pemahaman dan pemafaatan internet secara maksimal (digital talent). teknologi diharapkan tidak hanya digunakan sebagai media hiburan dan konsumsi. Digitalisasi merupakan jembatan bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah, maka diperlukan SDM yang adaptif, kolaboratif dan solutif (Society 5.0) dalam menjawat tantangan-tantangan tersebut dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
“Kaum bonus demografi akan lebih menghargai perbedaan”. Berdasarkan BPS Juni 2022 190,83 juta jiwa (69%) masyarakat Indonesia berada pada usia produktif yaitu rentang 15-64 tahun dan mengalami transformasi perekonomian digital. Namun pembangunan tanpa pengembangan SDM bukan saja melanggar etika kemanusian, dan memupus keberlanjutan pembangunan. “Pada tahun 2030 milenial memimpin lebih nasionalistik, asertif dan agresif ”. Ujar Gia Dalam pemaparannya.
Kedepannya akan terjadi “Milenials go digital” Yaitu Teknologi semakin berkembang,Dunia tak terbatas,Berbagai sektor telah memanfaatkan teknologi,75% pekerjaan berorientasi digital,Potensi unggulan daerah.
Namun tantangan-tantangan “milenals go digital” sebagai berikut
1.Kurang aktifitas fisik
2.Hoax everywhere
3.KBGO
4.Cyber security
5.Pemerataan infrastruktur & layanan digital
Pekerjaan tergantikan teknologi.
Dari sektor publik yang mesti dilakukan yaitu kebijakan di bidang pendidikan, kebijkan kesehatan, penyediaan lapangan kerja baru, dan regulasi yang adaptif (TPKS,PDP,KKS,ITE, dan penyiaran). Dari seltor privat mampu memahami kemajuan teknologi perlu pencegahan dan mitigasi akobat penyalahgunaan dan celah kejahatan lain. Dari diri pribadi dengan memahami konsekuensi dari teknologi yang digunakan, waspada hoax dan jaga data pribadi serta berani melaporkan segala bentuk