Digindonews.com — Upaya memperkuat ketahanan keluarga dan menurunkan angka stunting terus menjadi prioritas nasional yang membutuhkan kerja sama lintas sektor. Komitmen tersebut kembali ditegaskan dalam kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting yang digelar di SMAN 3 Karawang, dengan dukungan Komisi IX DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Acara yang berlangsung dengan penuh semangat itu dihadiri oleh berbagai kalangan — mulai dari unsur legislatif, pemerintah daerah, tenaga pendidik, tokoh masyarakat, hingga pelajar yang turut antusias mengikuti jalannya kegiatan. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan langkah konkret dalam memperkuat keluarga sebagai fondasi utama bangsa dan mempercepat penurunan stunting di tingkat daerah.
Dalam sambutan pembuka, Ibu Hj. Lilis Saidah, S.Pd., MM, selaku Kepala SMAN 3 Karawang sekaligus tuan rumah kegiatan, menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya atas kepercayaan yang diberikan untuk menjadi lokasi pelaksanaan sosialisasi tersebut. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ruang nyata bagi masyarakat untuk memahami pentingnya peran keluarga dalam membentuk generasi unggul.
> “Kehadiran Bapak dan Ibu hari ini adalah bentuk komitmen bersama dalam membangun masyarakat yang sehat, cerdas, dan sejahtera. Keluarga merupakan pilar utama dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Dari keluarga yang kuat, lahir generasi yang berkualitas,” ungkap Hj. Lilis Saidah.
Dalam sambutannya, beliau juga menyoroti perubahan besar peran BKKBN yang kini tidak lagi hanya dikenal sebagai lembaga yang mengurusi program keluarga berencana, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi juga menyangkut masa depan anak bangsa.
> “Stunting berarti masa depan yang terhambat. Karena itu, keluarga harus menjadi garda utama untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan produktif,” ujarnya penuh semangat.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari H. Obon Tabroni, anggota Komisi IX DPR RI, yang juga menjadi salah satu narasumber utama dalam sosialisasi ini. Dalam paparannya, Obon menekankan pentingnya kerja bersama seluruh elemen bangsa untuk memastikan setiap keluarga memiliki akses terhadap layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan yang memadai.
Ia menguraikan fakta terkini berdasarkan data pemerintah, bahwa prevalensi stunting di Indonesia telah menurun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 19,8 persen pada 2024. Meski demikian, angka ini masih menunjukkan bahwa hampir satu dari lima anak Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan yang dapat memengaruhi kecerdasan dan produktivitas mereka di masa depan.
> “Perbaikan angka stunting memang menjadi tanda kemajuan, namun kita tidak boleh berhenti di situ. Angka 19,8 persen masih berarti jutaan anak belum mendapat kesempatan tumbuh optimal. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penurunan angka stunting hanya dapat dicapai melalui sinergi lintas sektor. “Ini bukan semata urusan gizi, tetapi juga sanitasi, pendidikan, ekonomi keluarga, hingga pola pengasuhan. Semua pihak harus terlibat — dari pemerintah pusat hingga kader di desa,” kata Obon.
Program BKKBN seperti Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) serta Kampung KB dinilai sebagai langkah strategis dalam membangun keluarga yang sehat dan tangguh. Melalui program tersebut, pemerintah berupaya memperluas jangkauan layanan hingga ke tingkat akar rumput dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
Dalam kesempatan itu, Obon juga menyinggung pentingnya edukasi berkelanjutan mengenai keluarga berencana. Ia menegaskan bahwa penggunaan kontrasepsi modern masih perlu ditingkatkan di berbagai daerah, terutama wilayah pedesaan yang aksesnya terbatas. “Program KB bukan soal membatasi jumlah anak, tapi soal membangun keluarga yang direncanakan dan berkualitas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerataan layanan KB dan kesehatan reproduksi menjadi hal penting agar tidak terjadi kesenjangan antarwilayah. “Kita ingin setiap keluarga, di kota maupun di desa, punya kesempatan yang sama untuk hidup sehat dan sejahtera,” katanya menutup pemaparannya.
Acara sosialisasi di SMAN 3 Karawang berlangsung hangat dan interaktif. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti sesi tanya jawab, terutama saat membahas peran keluarga, pola asuh anak, serta strategi menurunkan angka stunting di tingkat desa. Kegiatan ini diakhiri dengan ajakan bersama untuk memperkuat komitmen kolektif dalam membangun keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
> “Kita tidak boleh hanya berhenti pada wacana. Saatnya bergerak bersama, dari rumah, dari keluarga, demi masa depan bangsa,” tutup Obon dengan penuh optimisme.***