Digindonews.com-G. Budisatrio Djiwandono (Wakil Ketua Komisi I DPR RI) hadiri Literasi Digital dengan tema “Program Makan Gizi Gratis” via Zoom pada Senin, 28 April 2025.
Budi menyampaikan bahwa, Program ini bukan sekadar wacana politik atau janji kampanye. Ini adalah bentuk nyata dari keberpihakan negara kepada generasi masa depan. Bayangkan, setiap anak Indonesia bisa menikmati makanan bergizi setiap hari di sekolah. Ini bukan hanya soal kenyang, tetapi tentang memperbaiki kualitas hidup, mendorong tumbuh kembang optimal, serta memastikan setiap anak punya peluang yang sama untuk belajar dan berprestasi.
Tantangan kita saat ini adalah angka stunting yang masih tinggi dan tingkat kemiskinan yang belum tuntas. Melalui program ini, negara hadir untuk mengintervensi langsung persoalan dasar tersebut. Dan menariknya, program makan bergizi gratis ini tidak berdiri sendiri. Ia melibatkan berbagai pihak — mulai dari petani lokal, UMKM penyedia bahan pangan, sekolah sebagai pelaksana, hingga komunitas yang bisa berkontribusi dalam pengawasan dan pendampingan. Jadi program ini bersifat multiplier, memberikan dampak ekonomi sekaligus sosial.
Dr. Rulli Nasrullah, M.Si. (Praktisi Kehumasan & Pakar Budaya Digital) mengatakan Program ini bukan sekadar tentang penyediaan makanan, tetapi juga merupakan salah satu fondasi utama untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Sebelumnya, kita telah memiliki berbagai program seperti PMT-AS, PROGAS, dan Local Food-Based School Meal, namun Program MBG hadir dengan skala dan konsep yang jauh lebih terintegrasi.
Di sisi ekonomi, implementasi Program MBG diprediksi memberikan dampak besar. Dengan alokasi Rp 71 triliun, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan PDB, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan pendapatan UMKM dan sektor logistik. Selain itu, penggunaan bahan pangan lokal mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pangan nasional.
Menurut Didi (Pegiat Literasi Digital)
Program ini bukan hanya soal penyediaan makanan, tetapi tentang investasi besar untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Pemerintahan saat ini menjadikan hal ini sebagai prioritas, dengan tujuan membangun Indonesia yang lebih maju, mandiri, dan berkeadilan. Salah satu upaya konkretnya diwujudkan melalui Program Makan Bergizi Gratis. Program Makan Bergizi Gratis bertujuan memastikan setiap anak, terutama anak-anak sekolah, memperoleh makanan sehat dan bergizi secara rutin. Dengan asupan gizi yang baik sejak dini, diharapkan lahir generasi Indonesia yang sehat, kuat, cerdas, dan berdaya saing global.
Secara sederhana, Program Makan Bergizi Gratis ini memberikan satu kali makan bergizi setiap hari untuk memenuhi sepertiga kebutuhan kalori harian anak-anak sekolah. Ini merupakan langkah sederhana, namun berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak-anak. Tujuan program ini juga mencakup banyak aspek. Dari sisi gizi, program ini mendorong pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah, serta menanamkan perilaku makan sehat. Di bidang pendidikan, program ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan kehadiran siswa, dan menurunkan angka putus sekolah.
Dalam aspek pengentasan kemiskinan, Program Makan Bergizi Gratis berkontribusi dengan membuka lapangan kerja baru dan mengurangi beban ekonomi keluarga kurang mampu. Sedangkan di bidang ekonomi, program ini mendorong penggunaan bahan pangan lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendukung pelaku UMKM. Kalau kita melihat praktik di dunia, banyak negara telah lebih dulu melaksanakan program serupa. Data dari World Food Programme pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 418 juta anak di lebih dari 200 negara telah mendapatkan manfaat dari program makan bergizi di sekolah. Dari sisi ekonomi, Program MBG juga memberikan efek positif. Alokasi belanja program ini diharapkan mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatkan serapan tenaga kerja, serta memperbaiki pendapatan UMKM dan mitra pengemudi di berbagai daerah.***