Digindonews.com — Kresna Dewanata Phrosakh, S.H., M. Sos selaku Anggota Komisi I DPR RI menjadi pemateri dalam webinar literasi digital yang digelar Kominfo RI melalui platform Zoom meeting, kali ini dengan tema “Membangun Nilai Pancasila di Ruang Digital”, Jumat 02 februari 2024.
Dalam pemaparannya Kresna menyampaikan ruang digital saat ini membuat nilai-nilai Pancasila yang tertanam pada diri masyarakat semakin menurun. Sekarang ini mungkin sedikit banyak Pancasila hanya menjadi jargon saja dan menjadi label bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia. Salah satu bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat adalah adanya sikap saling membantu antar sesama tanpa harus diminta bantuan terlebih dahulu namun dengan adanya ruang digital yang borderless tanpa batas hingga masyarakat lebih sering mendapatkan ideologi-ideologi dari ruang digital yang itu sumbernya bisa jadi dari ideologi luar negeri.
Ia menambahkan bahwa banyak sekali ancaman ancaman dari asing terkait bagaimana bisa merubah Pancasila, bagaimana membentuk negara Indonesia yang tidak cocok dengan ideologi Pancasila. Ruang digital jangan digunakan sebagai ruang untuk bersenang senang saja, tapi juga ruang diskusi Bagi kita dengan kawan kawan kita khususnya anak anak milenal di Indonesia yang berbeda suku, agama, dan bahasa untuk saling menguatkan. Kita juga harus benar benar mencek sumber dari suatu berita jika mulai memuat unsur-unsur SARA. Pengemablian nilai nilai Pancasila harus dimulai dari diri sendiri.
Narasumber Selanjutnya, Dr. Verdy Firmantoro, M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya) juga menyampaikan bahwa Generasi muda menjadi pengguna aktif sehingga berpotensi atau rentan terpengaruh dari segala konten yang terakses di internet titik internet mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pembentukan nilai-nilai atau karakter pada generasi muda titik berdasarkan hasil riset kominfo mengenai perilaku anak dan remaja adalah menggunakan internet menunjukkan bahwa 80% responden terdapat kesenjangan bahwa mereka tinggal di wilayah perkotaan dengan mereka tinggal di daerah.
Menurutnya, terdapat beberapa dampak dari rendahnya wawasan kebangsaan di ruang digital diantaranya ketegangan budaya dan prasangka sosial narasi kontraproduktif di media sosial, maraknya kasus hukum akibat penyalahgunaan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dan polarisasi serta disintegrasi kebangsaan. Oleh karena itu strategi dalam membangun nilai-nilai Pancasila di ruang digital bisa melalui menjadi komunikator yang memahami nilai-nilai Pancasila membuat pesan-pesan yang tidak diskriminatif, mengembangkan program digital sebagai sarana inovasi mengkomunikasikan nilai-nilai Pancasila menjadi komunikasi atau penerima pesan yang tidak mudah terprovokasi dan mengedepankan tujuan harmoni sosial sebagai misi perdamaian.
Senada dengannya, Didi, S.E.Ak., M.Ak., CA., AWP., Cert.IFR., CRMO., AWP (Praktisi Keuangan) juga menambahkan bahwa saat ini banyak aktivitas yang terjadi setiap menit di dunia maya dan ruang digital terbuka luas untuk siapa saja dan kegiatan apa saja. Masyarakat Indonesia saat ini juga semakin melek internet sehingga pemerintah harus terus mendorong pemerataan akses internet agar wanita dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia untuk berbagai aktivitas. Perlu untuk kita ketahui berdasarkan survei alasan masyarakat Indonesia menggunakan internet itu 3,33% itu untuk mengakses sosial media dan 3,5% untuk mendapatkan informasi atau berita.
“Untuk membangun nilai Pancasila diantaranya memahami bahwasanya kita tidak hidup sendiri di dunia maya senantiasa menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini dan memahami etika dunia nyata sama dengan etika di dunia maya memahami bahwasanya ruang digital harus dipenuhi dengan hal-hal positif dan produktif dan juga harus meningkatkan literasi digital agar semakin cakap digital,” pangkasnya. ***