Digindonews.com, Jakarta — 7 Desember 2025
Maraknya kasus penipuan online, kebocoran data, dan hoaks di ruang digital kembali mengemuka dalam webinar “Amankan Diri dan Sesama di Ruang Digital” yang digelar pada Minggu (7/12). Acara ini menghadirkan Anggota Komisi I DPR RI Ir. H. M. Endipat Wijaya, MM. serta pegiat literasi digital Didi, SE., AK., M.AK., CA., yang mengajak masyarakat lebih kritis dan berhati-hati dalam beraktivitas di dunia maya.
Endipat Wijaya menyoroti bahwa Indonesia kini berada dalam fase digital yang sangat masif. Rata-rata masyarakat menghabiskan lebih dari 7 jam sehari di internet, menjadikan keamanan digital sebagai kebutuhan mendesak. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat menjadi salah satu pemicu banyaknya kasus kejahatan siber.
“Kita sering menganggap sepele informasi pribadi. Padahal satu foto KTP saja bisa disalahgunakan untuk berbagai tindak penipuan,” jelasnya. Ia mengajak masyarakat membangun kebiasaan berpikir sebelum klik serta aktif mengingatkan lingkungan sekitar ketika menemukan hoaks atau ujaran kebencian.
Tak hanya soal individu, Endipat menilai keamanan digital harus mencakup perlindungan kelompok rentan, terutama anak-anak. Pendampingan keluarga, pengaturan gawai, dan komunikasi terbuka dinilai penting agar anak tidak terjebak dalam konten berbahaya atau cyberbullying.
Pemateri kedua, Didi, mengulas semakin meningkatnya modus kejahatan digital yang memanfaatkan psikologi pengguna. Menurutnya, pelaku sering menggunakan pesan dengan nada mendesak atau menggugah emosi untuk menjebak korban.
“Dunia digital itu cepat, tapi bukan berarti kita harus ikut cepat. Langkah paling aman sering kali adalah berhenti sejenak sebelum klik,” katanya.
Didi juga mengingatkan bahwa masih banyak masyarakat menggunakan password lemah dan sama di berbagai platform. Ia mendorong penggunaan autentikasi dua langkah sebagai bentuk perlindungan tambahan yang efektif. Selain itu, ia menyoroti perundungan siber yang meningkat, khususnya pada anak dan remaja.
Webinar ini menegaskan bahwa keamanan digital bukan hanya persoalan teknologi, tetapi tentang sikap, empati, dan etika pengguna. Para narasumber berharap kegiatan seperti ini dapat meningkatkan literasi digital masyarakat sehingga ruang digital menjadi lebih aman, sehat, dan beradab.***


