Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedusedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh si gadis kecil, “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya Cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu.”
Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya tentu saja. Maukah Anda mengantarkan ke tempat ibu saya?”
Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, di mana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.
Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.
Manusia sangat banyak melupakan apa yang paling berharga dalam hidupnya dan hanya mengingat yang baru mereka dapatkan. Padahal mereka bisa mendapatkan itu semua karena ada sesuatu yang sangat bergarharga. Kasih ibu, cinta seorang ibu ataupun orang tua, kerap kali diabaikan oleh seorang anak. Ia lupa bahwa yang melahirkan adalah ibu, yang menimangnya adalah ibu, yang memandikan dan menyiapkan segala perlengkapan waktu kecilnya adalah ibu.
Namun pada saat ia sudah tidak bersama ibunya, ia mendapatkan permainan baru. Kadang ia lupa jasa siapa ia bisa begitu. Yang paling disayangkan lagi, ia baru ingat ketika sesuatu yang sangat berhaga itu hilang dan tak mungkin kembali lagi. Maka, bagi kita yang masih punya ibu dan orang tua, ingat dan berbaktilah dengan sepenuh hati selagi waktu masih ada, selahi hayat masih dikandung badan. Lihatlah anak kecil yang menyusu di dot, mereka kehilang ibu, lihat juga anak di panti asuhan yang tidak memiliki ibu, bahkan panggilan seorang ibu sangat berarti pagi mereka.
Tidak jarang kita berpersepsi bahwa cita-cita dan kesuksesan yang kita raih dalam hidup merupakan dari kerja keras, kecerdasan, dan kesempatan yang kita miliki. Saiful hadi El-Sutha dalam bukunya, “Mau Sukses? Berbakti pada Orang Tua! mengatakan bahwa keseombongan membuat kita merasa kita lah yang paling berjasa atas keberhasilan yang kita raih. Sedikit yang menyadari bahwa ridha orang tua menjadi kunci kesuksesan yang diberikan Sang Khalik (Allah SWT) kepada kita. Maka, kuncinya kita harus berbakti pada mereka dan berbuat baik.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Setangkai_Mawar_Untuk_Ibu