Digindonews.com— Praktisi komunikasi Usman Kansong bersama akademisi Unika Atma Jaya, Yanto, Ph.D., mengingatkan bahwa dampak negatif dari penggunaan internet yang tidak sehat semakin nyata di tengah masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikan dalam Forum Diskusi Publik “Berinternet Sehat” yang berlangsung pada Kamis, 11 September 2025.
Dalam forum tersebut, Usman menyampaikan bahwa keresahan orang tua terkait dampak digital sangat tinggi. Berdasarkan survei YouGov, 81 persen orang tua khawatir anak mereka terpapar konten tidak sesuai usia, 74 persen cemas terhadap kecanduan internet, 70 persen menyoroti kesehatan mental, dan 62 persen resah dengan maraknya misinformasi.
“Dampak internet yang tidak sehat sangat nyata. Banyak anak muda mengalami kesulitan tidur, postur tubuh memburuk, emosi labil, hingga muncul fenomena copycat dari konten berbahaya,” jelas Usman.
Sementara itu, Yanto menegaskan bahwa internet membawa pengaruh besar pada hampir semua aspek kehidupan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius. Ia merujuk data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang mencatat lonjakan lalu lintas data anomali dari 228 juta pada 2019 menjadi 1,6 miliar pada 2021.
Keduanya sepakat bahwa literasi digital harus dipahami melalui empat pilar: keterampilan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Program Internet Sehat dari ICT Watch maupun INSAN (Internet Sehat dan Aman) dari Kominfo disebut sebagai upaya konkret yang harus diperkuat.
Menurut Yanto, anak-anak adalah kelompok paling rentan. Ia menekankan bahwa solusi bukan melarang anak sepenuhnya dari internet, melainkan memberikan pendampingan, batasan waktu, serta literasi yang memadai.
“Berinternet sehat adalah soal keseimbangan antara hak berekspresi dan kewajiban bertanggung jawab. Mari jadikan internet ruang belajar, kolaborasi, dan pemberdayaan. Dengan begitu, kita bisa melindungi masa depan bangsa,” pungkasnya.***