Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Ahmad adalah anak kecil yang lucu. Ayahnya begitu menyayanginya. Ahmad selalu tertawa dan bermain-main. Suatu saat, satu penyakit menyerang kepalanya. Namun ia terlihat sabar. Kian hari, penyakit tersebut kian parah. Orang tuanya berusaha mengobatinya dengan berbagai cara, akan tetapi tidak berhasil. Kepalanya mulai membesar dan membengkak sedikit demi sedikit. Antara kulit tengkorak dan kepalanya dipenuhi kotoran dan nanah. Mereka tidak tahu obat apa yang manjur untuknya.
Kepala Ahmad semakin bertambah berat dan ia tidak sadarkan diri. Mereka pun membaringkannya di atas tempat tidur, di sebuah rumah tua dengan dinding terbuat dari tanah dan atap dari pelepah kurma.
Setiap hari mereka hanya pasrah menantikan kematian Ahmad. Hari terus berlalu, sementara ia tetap berada dalam keadaan tidak sadarkan diri, hampir tidak bergerak sama sekali. Namun, pada suatu malam yang gelap, ketika itu lampu yang tergantung di langitlangit kamar masih menyala, kakak Ahmad duduk di dekat kepala Ahmad sambil memperhatikan. Tiba-tiba, seekor kalajengking hitam muncul dari celah kayu yang ada di langit-langit kamar, merayap di dinding dan sepertinya menuju Ahmad.
Kakak Ahmad itu melihat jelas kalajengking tersebut. Akan tetapi, dia tidak ingin mengusirnya, dengan harapan jika kalajengking itu menyengat Ahmad maka dia beserta keluarganya akan merasakan ketenangan. Kalajengking itu semakin mendekat. Sang kakak bangkit menjauh, untuk memperhatikan dari jauh. Ketika sampai di kepala Ahad yang sakit, kalajengking itu menyengatnya.
Kemudian bergerak sedikit dan kembali menyengat. Lalu bergerak menuju sisi lain kepala Ahmad, dan kembali menyengat. Kotoran dan nanah pun mengalir deras dari kepala Ahmad.
Sang kakak melihat peristiwa itu dengan penuh rasa takut. Selanjutnya kalajengking tersebut berjalan di antara genangan kotoran dan nanah hingga sampai ke dinding, lalu merayap naik ke atas, kembali ke tempat semula.
Sang kakak memanggil ayah serta saudara-saudaranya hingga mereka berdatangan. Mereka terus membersihkan seluruh darah dan nanah, sampai terlihat kepala Ahmad kembali normal. Sejurus kemudian, kedua mata anak kecil itu terbuka, kemudian tersenyum kepada mereka.
Banyak cobaan yang pada dasarnya adalah kelapangan Dan berapa banyak orang yang bersabar akhirnya mendapat kelapangan. Ingatlah, sebaik-baiknya ibadah adalah menanti kelapangan. Karena inilah yang membuat hati seorang hamba dekat dengan Allah. Dan ini dapat kita lihat jelas dari mereka yang tertimpa suatu penyakit atau musibah. Terutama bila orang yang sakit tersebut tidak kunjung menemukan orang yang mampu menyembuhkan penyakitnya, dan mulai merasa putus asa. Saat itulah hatinya bergantung kepada Allah. Dan ia akan berkata, “Tuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkan penyakit ini kecuali Engkau.”
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Belajar_Memuji_dari_Sang_Nabi