Forum Silaturahmi Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana Indonesia (Forsi Himmpas Indonesia) sukses menyelenggarakan acara peluncuran dan bedah buku bertajuk “Respon Muslim Cendekiawan: Menjawab Persoalan Krisis Kemanusiaan, Lingkungan-Energi, dan Moralitas Bangsa” pada Sabtu (31/08/2024). Acara ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, penulis, serta tamu undangan lainnya.
Buku ini merupakan hasil kolaborasi akademis dari 33 mahasiswa pascasarjana di Indonesia. Ketua Bidang Akademik dan Profesi Forsi Himmpas Indonesia, Gusti Rian Saputra, M.H., menyatakan bahwa buku ini diinisiasi untuk menghimpun pemikiran cendekiawan Muslim tentang isu-isu krusial yang dihadapi bangsa. “Isu kemanusiaan, lingkungan, dan moralitas bangsa membutuhkan respons yang ilmiah dan konstruktif dari kalangan cendekiawan. Kami berharap, buku ini menjadi tonggak penting dalam memajukan pemikiran anak bangsa,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh mahasiswa magister dan doktoral dari berbagai wilayah Indonesia. Ahmad Syauki, S.Si., Ketua Forsi Himmpas Indonesia, menekankan bahwa inisiatif ini lahir dari keresahan terhadap masalah yang terus berkembang. “Tanpa gerakan nyata, kita bisa tertinggal. Kami berharap, buku ini akan menjadi katalisator untuk perubahan,” ungkapnya.
Surono, S.P., M.Agr., Ph.D., selaku Pembina Forsi Himmpas Indonesia, menilai buku ini sebagai langkah signifikan dalam mendiskusikan ide besar dan mencari solusi nyata. “Cendekiawan Muslim harus mampu menulis ide, mendiskusikannya, dan kemudian mengimplementasikannya dalam bentuk gerakan nyata,” katanya. Ia juga berharap bahwa buku ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi juga melahirkan aksi konkret yang mampu diangkat ke tingkat global.
Salah satu tokoh yang memberikan pidato pembukaan dalam acara ini adalah Raden Mas Suryo Sri Bimantoro dari Kadipaten Pakualaman Yogyakarta. Dalam sambutannya, ia menyinggung pentingnya peran cendekiawan dalam menghadapi berbagai krisis, termasuk konflik di Palestina. “Pelanggaran hak asasi manusia, seperti yang terjadi di Palestina, membutuhkan perhatian global, dan peran cendekiawan sangatlah penting,” tegasnya.
Selain itu, Anton Ismunato, M.Pd., Ketua Yayasan Bantala Tamaddun, memberikan masukan yang membangun. Ia menekankan pentingnya “jihad intelektual” yang diakui dan dihargai dalam agama. “Sebagai cendekiawan, kita harus bertanggung jawab merawat intelektualitas, dan itu tidak mudah, tetapi sangat penting,” ucapnya.
Dr. Maimon Herawati, S.Sos., M.Litt., seorang jurnalis dan dosen yang juga terlibat dalam isu Palestina, menyampaikan apresiasi kepada para penulis buku. Ia menegaskan bahwa isu Palestina selalu relevan, baik di Indonesia maupun di dunia internasional, dan mengapresiasi keberanian para cendekiawan muda dalam mengangkat topik ini.
Dengan peluncuran buku ini, Forsi Himmpas Indonesia berharap cendekiawan Muslim tidak hanya menulis gagasan, tetapi juga mampu menjadi penggerak perubahan dan penyelesai masalah di tingkat nasional dan global.
(KNI)