Jendelakaba.com-KOMDIGI RI dan DPR RI giat diskusi Publik dengan tema Program makan gizi gratis. Kegiatan ini dilakukan secara online via platform zoom meeting pada Senin (28/04/25) siang.
Abdul Halim Iskandar,(Anggota Komisi I DPR RI) mengatakan bahwa, Hari ini kita mendapatkan sebuah kebijakan prioritas. Kebijakan presiden Prabowo yang sangat tepat dan sangat di tunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia, yaitu terkait dengan upaya percepatan dan perbaikan gizi untuk warga dan masyarakat, utamanya dalam 1000 hari kehidupan pada usia balita dan anak-anak. Ini menandai sebuah reformasi cukup signifikan di dalam penanganan permasalahan gizi yang hampir setiap saat kita alami, dan kita terus berupaya untuk menuntaskan masalah itu, salah satu nya adalah upaya menekan angka stunting di Indonesia. Maka program makan gizi gratis sebagai salah satu kebijakan unggulan pak Prabowo, ini merupakan sebuah program sangat luar biasa yang tentu membutuhkan dukungan kita semua, bukan hanya langkah langkah taktis dari pemerintah tapi juga dukungan dari kita semua, karena dari kebijakan ini banyak hal yang bisa diraih.
Menurut Wildan Hakim S.Sos., M.Si. (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UAI) banyak hal yang bisa ditemukan terkait pentingnya kebijakan ini untuk diterapkan di sekolah-sekolah dan diperluas ke ibu hamil dan menyusui. Yang pertama, meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas pembelajaran siswa di sekolah, karena asupan makanan bagi siswa terpenuhi dan kualitas belajarpun lebih bagus, karena di asumsikan siswa yang mengikuti pembelajaran di sekolah sudah dalam keadaan kenyang, atau tidak kepikiran harus makan apa di jam istirahat. Yang berikutnya, membuka lapangan kerja baru untuk pengadaan dan produksi bahan-bahan pangam sepeti beras, daging, ikan, telur, sayur-mayur dan buah-buahan. Yang selanjutnya, menumbuhkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan menyenangkan.
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa 21,5 persen balita di Indonesia mengalami tengkes; sementara 15,9 persen anak mengalami masalah underweight. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik tetapi juga perkembangan kognitif anak. Program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi lompatan besar kedua dalam upaya membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia bila dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.
Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.l, M.Pd. (Pegiat Literasi Digital) mengungkapkan, Program makan gizi gratis bukan hanya sekedar omon omon. Program ini secara regulasi sudah ada di Peraturan Presiden No.83 tahun 2024. Di peraturan inilah ditemukan bahwa di pasal ini secara regulasi dalam pasal 5 bahwa sasaran pemenuhan gizi yang menjadi tugas dari badan gizi nasional itu adalah peserta didik. Yang kedua adalah anak usia dini dibawah lima tahun. Yang ketiga ibu hamil dan yang terakhir adalah ibu menyusui. Dilihat dalam tabel, rata-rata Anggota Rumah Tangga di Penduduk miskin lebih banyak dibandingkan penduduk kelas menengah dan atas sehingga perlu intervensi pemerintah untuk pemenuhan gizi dan meningkatkan rata-rata lama sekolah.***