DigIndonews.com, Jakarta – Era digital bagi milenial diantaranya kebutuhan dunia kerja baru yang mensyaratkan pekerjaan harus cerdas digital.
Cepat dan tepat beradaptasi dengan perkembangan informasi dan teknologi dan mengembangkan berbagai inovasi.
Nissa Rengganis (Pegiat Komunitas) narasumber dalam webinar Rabu (05/07) sore memaparkan kita hidup di era kolaborasi digital yang meniscayakan adanya kecakapan digital agar tetap eksis dan berkembang titik banyaknya pekerjaan baru yang membutuhkan kecakapan digital.
Karangka literasi digital terdiri dari 4 yang pertama digital skills merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras, kemudian digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan bhineka tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga digital attach merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang keempat digital safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan menganalisis, menimbang, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dilihat dari laporan pekerjaan masa depan oleh forum ekonomi dunia mengungkapkan akan adanya 85 juta manusia yang akan hilang karena digital dikarenakan banyaknya pekerjaan-pekerjaan manusia yang akan tergantikan oleh teknologi.
“Di saat yang bersamaan juga muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang timbul akibat adanya teknologi digital. Jadi ada yang pergi ada yang datang dan juga ada yang muncul dan juga ada yang hilang” Ujar Fadlizon.
Hal ini merupakan suatu momentum untuk memacu kompetitif dari SDM masyarakat Indonesia titik diperlukan suatu transformasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada dan juga kebutuhan dalam dunia kerja.
“Generasi milenial berperan penting dalam mendukung perkembangan revolusi Era 4.0” Ujar Fadli zon
Kita memasuki dan menikmati masa bonus demografi di mana penduduk Indonesia rata-rata adalah generasi milenial atau kaum remaja hingga tahun 2030. Ternyata demokrasi kita itu juga merupakan sebuah keuntungan, di mana dulu kita menganggap bonus demografi ini merupakan sebuah tantangan atau sebuah ancaman namun ternyata hal ini merupakan sebuah keuntungan bagi negara kita Indonesia. Tutup Fadli zon dalam webinar kali ini.