DigIndonews.com, Jakarta – Freddy Tulung Praktisi Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik sebagai lsalah satu narasumber dalam webinar kali ini menyampaikan bahwa Presiden mengumumkan kasus pertama covid 19 pada tanal 2 maret 2022 dan seluruh negara tidak siap menghadapi penularan virus yang sangat cepat, termasuk Indonesia yang kesulitan dalam menyediakan masker dan handsanitizer.
Respon awal pemerintah adalah dengan membatasi mobilitas sosial, sehingga berdampak pada kegiatan masyarakat, seperti bekerja dari rumah, kegiatan belajar mengajar online dan pembatasan perjalanan.
Pandemi berdampak pada multisektor baik itu kesehatan, sosial, ekonomi dan keuangan. Resiliensi pemulihan ekonomi nasional berlanjut di triwulan 2022 dengan ekspansi perekonomian Indonesia melaju kuat di tengah peningkatan resiko ekonomi global.
Konsumsi rumah tangga yang relatif kuat dan tingkat inflasi dapat diredam, konsumsi pemerintah di triwulan III ternormalisasi, investasi tumbuh kuat, dan ekspor terus mencatatkan pertumbuhan dua digit di tengah gejolak global.
Salah satu yang berperan besar adalah UMKM. UMKM di era digital terdiri dar fintench, cloud hosting, bisnis online, dan on demand services.
Yang diperlukan dalam UMKM di era digital ini adalah leadership enterpreneur, skill managemen, penggunaan teknologi, produk dan inovasi, pemasaran, modal, dan pembukuan. Dan generasi muda memilki peran yang sangat penting dalam UMKM yang go digital.
UMKM berperan sebagai penyangga perekonomian dan supplier bagi konsumen/ perusahaan besar dan sebaliknya menjadi pelanggan bagi perusahaan besar bagian dari rantai distribusi.
Namun permasalahan UMKM terdapat pada modal, kurang tahu cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, belum memanfaatkan pemasaran online, mengandalkan pembukuan secara manual, dan tidak memiliki izin usaha resmi.
Dampak peningkatan partisipasi tenaga kerja dan produktivitas melalui pemanfaatan digitalisasi terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan bahwa peningkatan tenaga kerja melalui digitalisasi mempu menghasilkan tambahan GDP sebesar USD 150 miliar pada tahun 2025.
Skill industri di masa depan diantaranya complex problem solving, social skill, process skill, system skill, dan cognitif skill. Cara menyiapkan diri di masa depan adalah dengan investasi pada pengembangan digital skills, menerapkan teknologi baru, pendidikan berbasis internasional, responsif terhadap industri bisnis dan pembelajaran berbasis human digital skill.
Namun terdapat tantangan dalam digitalisasi UMKM diantaranya infrastruktur internet yang belum merata, rendahnya literasi digital, rendahnya skill atau keterampilan dan masalah pendanaan
Digitalisasi UMKM ini sangat penting karena UMKM berperan sebagai penopang ketahanan perekomian nasional, memiliki kemampuan promosi menggunakan media sosial malalui dari pemasaran hingga melayani konsumen. Tutur Farhan.