Post Views: 144
digindonews.com – Anggota Komisi I DPR RI Farah Putri Nahlia mengajak netizen Indonesia lebih cerdas dan cermat lagi dalam menggunakan media sosial. Menurut dewan dari Partai PAN ini, salah satu masalah yang timbul akibat perkembangan teknologi adalah fenomena hoax di dunia digital.
“Setidaknya sudah terdapat 8.881 isi hoax dan mungkin saja saat ini sudah lebih banyak dan bertambah sehingga memicu perpecahan dan hal ini harus kita hindari,” kata Farah saat menjadi pembicara di dalam Forum Diskusi Publik bertajuk ‘Pendidikan Karakter Pancasila dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan’, Senin (11/9/2023) via zoom.
Menurut data yang didapatkan Farah, mayoritas masyarakat Indonesia mendapatkan informasi melalui aplikasi WhatsApp, dan di dalam aplikasi ini juga informasi hoax paling banyak beredar.
“Menurut Marfindo, WhatsApp dan Facebook menjadi platform yang paling banyak menyebarkan berita hoax,” katanya.
Untuk itu, ia menyarankan masyarakat Indonesia agar melakukan saring sebelum sharing guna memutuskan mata rantai informasi hoax. Bila tidak, maka perpecahan dan persatuan bangsa akan mudah terpecah belah.
“Kita sudah mempunyai empat pilar dalam berkebangsaan yaitunya Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal Ika dan NKRI, ini yang perlu dijaga keutuhannya sehingga tidak hancur dengan informasi hoax,” katanya.
Sementara itu, Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nursodik Gunarjo, menjelaskan hari ini kita berada pada era revolusi 4.0 yang harus membuat kita beradaptasi dan menginternalisasikan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Hali ini juga tentunya memberikan pengaruh yang sangat signifikan cara pandang generasi muda khususnya dalam melihat kebangsaan dan jati diri nasional.
Paparannya, melalui pemahaman yang baik tentang wawasan kebangsaan dan jati diri nasional generasi muda bisa lebih selektif dalam menerima informasi-informasi dari internet dan globalisasi.
“Kita membutuhkan digital skils namun kita juga harus memperhatikan digital safety, digital ethic dan digital culture sehingga bisa meninggakat wawasan kebangsaan kita,” terangnya.
Di samping itu, Deputi I Asian African Youth Government Bimo Nugroho mengatakan wawasan kebangsaan merupakan pemahaman mendalam terkait hakikat dan nilai-nilai negara serta cinta tanah air yang menjadi landasan bagi sikap dan tindakan warga negara dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara.
Wawasan kebangsaan dipandang sebagai way of life atau merupakan kerangka pengetahuan yang mendorong terwujudnya tingkah laku dan digunakan sebagai acuan bagi tiap warga negara.
“Wawasan kebangsaan dipandang sebagai acuan bagi seseorang untuk menghadapi dan menginterpretasi lingkungannya,” katanya.
“Kita harus mengadopsi karakter nilai-nilai wawasan kebangsaan Indonesia diantaranya penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa tetap bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas merdeka dan bersatu kemudian cinta akan tanah air dan bangsa, demokrasi atau kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial dan masyarakat adil dan makmur,” tambahnya. (*)