DigIndonews.com,Jakarta – Perkembangan dunia digital saat ini sangat pesat pasca pandemj covid. Dikarenakan perkembangan dunia digital yang sangat pesat ini dikhawatirkan akan jadi bumerang bila tidak diawasi oleh seluruh elemen baik pemerintah dan juga masyarakat.
Oleh sebab itu Kemenkominfo mengadakan webinar pada Senin (20/02/2023) pagi mengangkat tema “Partisipasi Masyarakat dalam Transformasi Digital” Dengan narasumber Desy Ratnasari Anggota DPR RI Komisi 1, Leny Anggraini LPPM UPI, Siti Nurbayani Akademisi UPI.
Durasi akses internet mayoritas responden mengakses internet 90 % dimana durasi akses internet pada milenial dan gen z lebih lama dibandingkan den x. mayoritas responden memiliki facebook, instagram, dan whatsaap dengan presentase facebook paling tinggi.
Menyikapi hal ini diperlukan AISAS model yaitu Attention dengan menerima konten dan membaca sebagian ataupun membaca secara keseluruhan, Interest dengan membaca konten secara keseluruhan, Search dengan membaca keseluruhan dan mencari informasi pembanding, dan Action dengan yakin dan percaya dengan informasi pada konten yang diterima.
Kemampuan literasi digital yang diperlukan antara lain digital skill, hygiene behavior, digital knowledge, dan digital awereness dengan regulasi UU ITE, PP PSTE dan RUU PDP.
Indonesia dalam menyikapi era digital ini tahun 2021-2024 malakukan adopsi teknologi, penyebarluasan akses infrastruktur digital, peningkatan talenta digital dan menyelesaikan regulasi yang mendukung.
Peran masyarakat dalam tranformasi digital dengan kolaborasi Pentahelix yaitu antara pemerintah, masyarakat, media, dunia usaha, dan akademisiatau pakar. Bijak dalam bermedia sosial dengan “Saring sebelum sharing”.
Dr. Siti Nurbayani K, M.Si (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FPIPS UPI) menjelaskan transformasi digital yang merupakan era yang mendobrak cara pandang konvensional menjadi super digital. Toko konvensional yang ada sudah tergantikan dengan model bisnis marketplace melalui e commerce. Taksi atau ojek pengkolan tergantikan dengan ojek online dan taksi online.
“Dan saat ini berbagai jenis model bisnis, pekerjaan bahkan pendidikan di Indonesia sudah terkena dampak (terdisrusi) dari arus era digital” ujar Dr. Siti Nurbayani.
Polemik CHATGPT dalam pendidikan dianggap sebagai revolusioner, menuai pujian sekaligus kekhawatiran dalam dunia akademik. Di satu sisi mempercepat waktu dan usaha untuk melakukan tinjauan literatur.
Bagai dua mata uang CHATGPT memiliki dampak positif dan negatif. Contohnya efisiensi waktu, multi bahasa, dan sisteminasi informasi. Namun dampak negatifnya mematikan kreativitas menulis dan literasi, validasi akademik tercoreng, menumbuhkan sifat pemalas, dan menumpulkan kemampuan berfikir kritis.
Adapun skill digital yang dibutuhkan pada tahun 2023 terdiri dari data story telling, cyber security, UI/ UX design, digital marketing, dan augmented working. 70 persen pekerjaan yang dibutuhkan di tahun 2025 berhubungan dengan data.
Kontrol orang tua terhadap aktivitas digital anak sangat diperlukan orang tua dapat membantu anak mengatasi tentangan dan menimati manfaat transformasi digital dengan aman dan bijaksana. “Tetap awere di tengah informasi digital, namun cerdas dalam pemanfaatannya”
Dalam closing statemennya, Desy selaku Anggota Komisi I DPR RI meminta pemerintah dan masyarakat berkolaborasi kawal dunia digital agar dampak negatif dunia digital tidak terlalu parah seperti saat ini.