DigIndonews.com, Jakarta – Hoax merupakan berita bohong yang tidak bersumber pada kebenaran. Hoax pada dasarnya adalah informasi yang tidsk benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Hoax bukan sekedar menyesatkan, namun informasi dalam hoax juga tidak memiliki landasan faktual tetapi disajikan seolah-olah merupakan fakta dan kebenaran.
Tujuan orang membuat hoax adalah untuk membuat, membentuk dan menggiring opini publik. Terkadang juga, hoax digunakan untuk bersenang-senang sebagai lelucon.
“Berbagai permasalahan muncul akibat dari penyalahgunaan teknologi. Masalah berinternet yang paling banyak meninggalkan jejak adalah masalah hoax.” ujar H. Bambang Kirtiono, SE dalam Seminar Merajut Nusantara dengan tajuk “Waspadai Berita Hoax Saat Bermedsos” pada senin (3/7/2023).
Untuk menanggulangi hoax peran literasi digital sangatlah penting, karena dengan adanya literasi digital dapat membuat kita berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi. Literasi digital juga mampu membantu dalam memecahkan masalah berkomunikasi.
“Bakti Kominfo unit organisasi non eselondi kementerian Kominfo yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan UMKM dengan visi menjembatani kesenjangan digital untuk masa depan Indonesia yang lebih baik dan misi memberikan layanan kewajiban pelayanan universal yang berkualitas dan tepat sasaran. Progam utamanya ada akses internet, BTS, palapa ring, ekosistem dan penyiaran” Ujar Ir. Woro Indah Widiastuti, salah satu narasumber dalam seminar.
Ia menyampaikan bahwa dewasa ini penggunaan internet secara signifikan mengubah gaya hidup maupun pandangan masyarakat dalam beberapa cara.
Berbagai saluran tidak bisa lepas dari keberadaan internet mulai dari aspek pribadi hingga komunitas. Dengan perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini yang semakin pesat maka secara umum menjadikan manusia memiliki kebudayaan komunikasi dan gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik.
Disrupsi menuntut pengguna internet untuk melakukan perubahan sejalan dengan tuntutan teknologi.
Disrupsi mengakibatkan efek dari penggunaan internet baik itu positif maupun negatif oleh karena itu “Tepat penggunaan“ dan “Bijak dalam pemanfaatannya” menjadi dasar diperlukannya pengetahuan literasi digital dengan 4 pilar literasi digital yaitu digital skill, digital ehic, digital culture dan digital safety.
Yanto.Ph.D (Akademisi Unika Atmajaya) mengungkapkan ciri-ciri berita hoaks yaitu Isi berita yang menimbulkan kecemasan, kebencian, permusuhan, ajakan menyerang, tidak masuk akal, Sumber berita tidak jelas, Judul tidak sesuai isi berita yang berifat provokatif, memaksa membagikan informasi untuk diviralkan, Isi berita dipotong atau tidak menyeluruh, menyembunyikan fakta tentang informasi sebenarnya, data dan foto fiktif, atau data dan foto sebenarnya tetapi sudah diedit.
Adapun dampak dari berita hoax seperti menimbulkan perpecahan, keresahan, keonaran, korban jiwa, dst, Merugikan individu/masyarakat dan institusi, Menimbulkan opini negatif (Perorangan, Lembaga, negara), Tidak percaya fakta/kebenaran dan Menurunkan reputasi.
Penyebab banyak berita hoax yaitu ada sumber berita (dengan berbagai kepentingan atau tujuan), ada isi berita (berbagai bentuk, video, tulisan, gambar dengan isi sesuai tujuan), ada pembaca (tingkat literasi, cara merespon, perilaku), ada platform media/saluran (smartphone, TV, dsb).