Digindonews.com — Anggota Komisi I DPR RI Kresna Dewanata Phrosakh jadi Narasumber dalam webinar dengan tema tentang Judi Online, Bikin Malu Bikin Halu, yang digelar Kementerian Kominfo RI melalui platform digital Zoom meeting, Selasa, 13 Februari 2024.
Kresna menyampaikan dalam materinya bahwa judi online merupakan fenomena yang semakin mendominasi dunia maya. Meskipun memberikan hiburan bagi sebagian orang, kita tidak dapat mengabaikan dampak negatif yang mungkin timbul dari aktivitas ini. Salah satu aspek yang perlu dicermati adalah potensi kerugian finansial yang bisa menimpa pemain judi online. Terpesona oleh janji keuntungan cepat, banyak orang yang terjebak dalam lingkaran judi yang merugikan, menghabiskan waktu dan uang tanpa memperoleh hasil yang diharapkan.
Selain dari segi finansial, judi online juga dapat berpotensi membuat seseorang merasa malu. Terlibat dalam aktivitas perjudian secara online dapat menciptakan stigma sosial yang dapat merusak reputasi seseorang. Kehilangan kontrol atas kebiasaan berjudi dapat menciptakan tekanan psikologis, mengakibatkan rasa malu dan merugikan hubungan personal. Ketika kegiatan ini dilakukan secara berlebihan, seseorang mungkin merasa sulit untuk berbicara terbuka mengenai masalahnya, yang pada gilirannya dapat memperparah situasi. Selain itu, aspek “halu” dalam judul tema ini mencerminkan bagaimana judi online dapat mempengaruhi pikiran dan emosi seseorang. Sensasi kemenangan yang cepat dan intensitas permainan dapat menciptakan pengalaman “halu” atau euforia yang sementara.
Namun, perlu diingat bahwa kegembiraan ini bersifat sesaat dan bisa mengaburkan kenyataan. Rasa kecanduan dan terus-menerus mencari sensasi seringkali dapat mengubah pola pikir dan perilaku seseorang, memunculkan keinginan untuk terus terlibat dalam judi online tanpa memperhitungkan risiko yang terlibat.
Penting untuk diakui bahwa judi online bukanlah solusi jangka panjang untuk memperoleh kebahagiaan atau pemenuhan kebutuhan finansial. Pendidikan dan kesadaran mengenai risiko yang terlibat dalam judi online perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijak. Selain itu, dukungan psikologis dan sosial juga sangat penting bagi mereka yang mungkin telah terjebak dalam lingkaran perjudian online untuk membantu mereka keluar dari kebiasaan yang merugikan dan membangun kehidupan yang lebih seimbang.
Salah satu narasumber dalam webinar, Yanto, Ph.D. (Akademisi Unika Atmajaya) memaparkan bahwa kehadiran perjudian online telah memberikan dampak yang signifikan pada masyarakat. Meskipun bagi sebagian orang judi online dianggap sebagai bentuk hiburan atau peluang untuk meraih keuntungan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa praktik ini juga menimbulkan banyak masalah. Salah satu dampak yang dapat menciptakan rasa malu adalah terkait dengan adanya potensi kecanduan judi. Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa individu cenderung terjerumus dalam pola perilaku judi yang merugikan secara finansial dan sosial. Kecanduan judi dapat memicu kegagalan dalam mengelola waktu, uang, dan hubungan interpersonal, yang pada gilirannya dapat menimbulkan perasaan malu dan penyesalan.
Terkait dengan aspek “bikin halu” ini, sesuai dengan yang disampaikan pak Kresna, judi online juga dapat menjadi penyebab potensial terjadinya ketidakseimbangan emosional. Para pemain seringkali terjebak dalam siklus kemenangan dan kekalahan yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Kesuksesan yang sementara dapat meningkatkan kegembiraan dan keinginan untuk terus bermain, namun kekalahan beruntun dapat mengakibatkan frustrasi dan ketidakpuasan diri. Dalam jangka panjang, fenomena ini dapat mengarah pada pembentukan sikap yang tidak sehat terhadap perjudian, yang pada akhirnya dapat merusak kesejahteraan mental dan emosional para pemain.
Selain itu, aspek teknologi dalam judi online juga dapat memberikan dampak negatif terhadap tatanan sosial. Dengan mudahnya akses melalui perangkat digital, generasi muda menjadi rentan terhadap pengaruh perjudian online. Mereka dapat tergoda untuk mencoba peruntungan tanpa memahami. ***