Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Banyak di antara kita yang tidak menghargai dan mensyukuri nikmat air. Kita seringkali tidak menggunakannya secara baik. Padahal berwudu di samudera yang luas sekalipun tidak boleh melebihi kadar yang ditetapkan.
Tahukah Anda berapa nilai segelas air di sisi Harun Al-Rasyid, penguasa Dinasti Abbasiyah (766-809 M), yang pada masanya dinilai sebagai bagian dari masa keemasan Islam? Atau di sisi Umar bin Khattab r.a.? Atau bahkan di sisi Tuhan? Di balik kisah berikut ini terkandung pelajaran yang sangat berharga dalam kaitannya dengan penggunaan air.
Suatu ketika, Harun Al-Rasyid duduk gelisah, entah apa sebabnya. Dia memerintahkan salah seorang pembantunya untuk mengundang Abu As-Sammak, seorang ulama terhormat pada masanya.
“Nasihatilah aku, wahai Abu As-Sammak,” kata Al-Rasyid.
Pada saat itu seorang pelayan membawa segelas air untuk AlRasyid, dan ketika dia bersiap untuk meminumnya, Abu As-Sammak berkata, “Tunggu sebentar, wahai Amirul Mukminin. Demi Tuhan, aku mengharap agar pertanyaanku dijawab dengan jujur. Seandainya Anda haus, tapi segelas air ini tak dapat Anda minum, berapa harga yang bersedia Anda bayar demi melepaskan dahaga?”
“Setengah dari yang kumiliki,” ujar Al-Rasyid dan kemudian ia pun meminumnya.
Beberapa saat kemudian Abu As-Sammak bertanya lagi, “Seandainya apa saja yang Anda minum tadi tidak dapat keluar, sehingga mengganggu kesehatan Anda, berapakah Anda bersedia membayar untuk kesembuhan Anda?”
“Setengah dari yang kumiliki.” Jawab Al-Rasyid tegas.
“Ketahuilah bahwa seluruh kekayaan dan kekuasaan yang nilainya hanya seharga segelas air tidak wajar diperebutkan atau dipertahankan tanpa hak,” kata Abu As-Sammak.
Khalifah yang kekuasaannya meliputi beberapa negara yang amat luas dan kekayaannya yang tidak ternilai itu mengangguk membenarkan. Lain lagi kisah Umar r.a. Hurmuzan, seorang tokoh Persia yang sedang ditawan dan kemudian dijatuhi hukuman mati, memohon kepada Umar r.a., “Berilah aku segelas air sebelum hukuman dijatuhkan kepadaku.”
Umar setuju, dan sebelum terpidana tersebut minum, ia memandang Umar dengan bertanya, “Apakah aku memeroleh
keamanan sampai air ini habis saya minum?”
Umar mengiyakan, tetapi dengan serta merta Hurmuzan menumpahkan isi gelas itu, dan dengan senyum penuh arti dia berkata, “Tepatilah janjimu, wahai Umar! Berilah aku keamanan.”
Hadirin yang menyaksikan tersentak, namun Umar berkata, “Lepaskan dia, kita harus setia kepada janji, apa pun akibatnya.” Segelas air yang merupakan sumber kehidupan, bahkan kehidupan itu sendiri, tiada artinya jika menyalahi kesetiaan kepada janji. Inilah harga segelas air bagi Khalifah Umar r.a.
Itulah harga segelas air di mata dua khalifah. Dan kalau kita perhatikan, banyak tuntunan agama menyangkut air. Di dalam AlQuran saja saja kata “air” terulang sebanyak 63 kali. Salah satu yang amat sarat dengan makna adalah firman Allah yang berbunyi, “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Qs. Hud [11]: 7).
Semoga kita termasuk orang yang menghargai “air” dengan mensyukurinya.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Harga_Segelas_Air