DigIndonews.comDigIndonews.com
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Reading: SELAMAT DARI CENGKRAMAN MAUT
Share
Font ResizerAa
DigIndonews.comDigIndonews.com
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Search
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
© Sayangi.com 2022 | All Rights Reserved
DigIndonews.com > Khazanah > SELAMAT DARI CENGKRAMAN MAUT
Khazanah

SELAMAT DARI CENGKRAMAN MAUT

Agus Salim Published Agustus 20, 2023
Share
SHARE

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

 

Alangkah gelapnya hari itu. Di langit tampak awan hitam bergantungan. Tanda sebentar lagi akan turun hujan. Angin pun bertiup kencang menerbangkan pasir dan dedaunan. Tiba-tiba dari kejauhan tampak tiga orang laki-laki berjalan bergegas menyusuri lereng bukit, seakan- akan dikejar rasa takut. Takut kalau hujan turun dengan cepat sebelum mereka menemukan tempat berteduh. Dan ternyata dugaan mereka benar. Tidak lama kemudian hujan pun turun dengan lebatya, bagaikan dicurahkan dari langit.

Dalam kebingungannya, tiba-tiba mereka melihat sebuah gua kecil tak jauh dari tempat ia berdiri. Dengan tidak membuang waktu, maka berlarilah ketiga orang itu memasuki gua tersebut untuk berteduh, sambil menunggu hujan reda.

“Alhamdulillah, akhirnya kita dapat juga berteduh.” Kata lelaki pertama.

“Sekalipun gua ini sempit dan kotor.” Sahut lelaki kedua. “Ah, kau jangan menggerutu. Syukuri aja, untung dapat tempat untuk berteduh. Kalau tidak, kan kita sudah basah kuyup kedinginan.”

“Sudahlah…..” Kata lelaki pertama menengahi.

Kemudian suasana menjadi sepi. Masing-masing sibuk mengatur dirinya sendiri. Sementara di luar hujan masih turun dengan lebatnya. Sebentar-sebentar terdengar suara gemuruh dan petir bersambungan.

Darr….!!

Terdengar suara petir menggelegar disusul suara batu besar menggelinding ke bawah.

Darr….!!

Dinding gua pun bergetar. Seketika itu juga ruangan di dalam gua menjadi gelap gulita.

“Hai, apa itu?” Teriak lelaki pertama sambil berdiri. “Hah, batu….? Lobang gua ini tertutup oleh batu

besar.” Sahut lelaki kedua.

“Celaka dua belas, kalau begini.” Sambung lelaki ketiga.

“Lalu bagaimana caranya kita keluar dari sini?” Ucap ketiga laki-laki.

“Mari kita coba…!” Kata lelaki pertama. “Coba bagaimana?” tanya lelaki ketiga.

“Kita coba mendorong batu besar ini keluar.”

Mulailah ketiga orang itu menyingisingkan lengan bajunya. Mereka mencoba mendorong batu besar itu. Tetapi hasilnya sia-sia saja. Batu besar itu bagaikan terkunci di mulut gua.

Baca Juga  Ahnaf Hizbullah Aktivis HMI jakarta asli putra daerah Bangkalan mengaspirasi langkah berani dan respon Cepat Tanggap dari Bapak PJ Bupati Bangkalan Dr. Arief M. Edi terhadap pengaduan masyarakat

“Wah…, celaka kalau begini.” Keluh lelaki kedua sambil mengusap air matanya.

“Ya, kita istirahat sebentar sambil cari akal.” Sambung lelaki ketiga.

“Cari akal bagaimana? Batu ini terlalu besar. Kita bisa mati kelaparan.” Bantah lelaki pertama setengah berteriak. “Duduklah dulu, kita cari jalan keluar.” Sela lelakip ketiga. Suasana menjadi sepi kembali. Masing-masing berpikir mencari jalan keluar.

“Nah, saya ada ide.” Kata lelaki ketiga memecah kesunyian. Begini, kita memohon kepada Allah (berdoa).”

“Berdoa…?” tanya lelaki pertama dengan nada  mengejek.

“Ya, kita berdoa kepada Allah agar menghilangkan kesulitan kita.” Jawab lelaki ketiga.

“Hah…, mana mungkin batu besar ini akan minggir hanya dengan doa.” Ejek lelaki kedua.

“Kalian mau keluar dari cengkraman gua ini atau tidak?” Bentak lelaki pertama.

“Baiklah kalau begitu….” Jawab ketiga ketakutan.

Maka mulailah ketiga orang tersebut berdoa dengan menunjukkan amal kebajikan yang pernah mereka lakukan.

Lelaki pertama berdoa,

“Ya Allah, Zat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, begitu besarnya hormat dan cintaku kepada ibu dan ayahku yang sudah tua hingga aku tidak mengizinkan isteri dan anak-anakku meminum susu di pagi hari sebelum ibuku dan ayahku meminumnya lebi dahulu. Sekalipun anak-anakku menangis, aku tetap melarangnya. Oleh karena itu, setiap pagi aku pergi ke rumah orang tuaku, mengantarkan susu itu.

Tetapi, pada suatu waktu, terjadilah sedikit perselisihan antara aku dan kedua orang tuaku, hingga beliau tidak berkunjung ke rumahku. Sekalipun anak- anakku menangis karena ingin meminum susu, aku tetap melarangnya. Oleh sebab itu, setiap pagi aku pergi ke rumah mengantarkan susu itu, bahkan suatu hari isteri dan anak-anakku kuajak ke rumah orang tuaku.

Dan seperti biasanya, aku pun membawa sekaleng susu buat mereka. Tetapi, ketika kami datang ibuku masih tertidur lelap. Hingga aku pun tidak berani membangunkannya. Aku pun duduk menunggui ibuku yang tidur tadi. Karena rasa haus tak tertahankan, anak- anakku menangis, merengek meminta susu. Tapi, aku tidak mau memberikannya sebelum ibuku meminumnya. Karena mendengar tangisan anak-anakku yang semakin keras, maka ibuku terbangun, dan bertanya kenapa anak- anakku menangis? Aku jawab, “Aku tidak akan memberikan susu ini kepada anakku sebelum ibu meminumnya.” Mendengar jawabanku, ibuku lalu mengambil gelas berisi susu, lalu meninumnya sedikit. Kemudian ia memanggil anak-anakku agar meminumnya.

Baca Juga  IA SEORANG PELACUR TAPI MATI DENGAN AKHLAQUL KARIMAH

Ya Allah, semua itu aku lakukan, karena cintaku pada- Mu, ya Allah, dan karena baktiku kepada orang tuaku.

Ya Allah, kalau apa yang aku lakukan itu termasuk perbuatan baik, maka tolonglah kami bertiga. Lepaskan kami dari gua ini ya Allah, singkirkan batu besar yang menutup pintu gua ini dengan kekuasaan-Mu.”

Hanya sampai di situ lelaki pertama berdoa. Ia sudah tidak mampu lagi mencari kalimat-kalimat yang lain. Hatinya amat terharu dengan kata-katanya sendiri. Namun, dalam hati ia terus dan berdoa sambil menangis.

Tiba-tiba terjadi kehendak Allah. Batu itu bergeser dan tampaklah seberkas cahaya masuk ke dalam goa itu.

“Alhamdulillah!” ucap mereka serentak. Lalu lelaki kedua berdoa,

“Ya Allah, ya Tuhan kami, aku adalah seorang pemuda yang sedang dimabuk asmara. Kebetulan gadis yang kucintai adalah anak pamanku sendiri. Namun, perjuangan cintaku ternyata tak semudah yang dibayangkan. Suatu saat, ketika aku melamar gadis itu, ayahnya menolak lamaranku. Aku boleh melamarnya, kalau sudah dapat menyediakan uang sebanyak 100 dinar buat gadis itu. Oleh sebab itu, aku pun berusaha mati- matian, untuk mencari uang yang dimintanya.

Setelah mempunyai uang sebanyak seratus dinar, maka pergilah aku menemui gadis yang aku cintai tadi. Tiba-tiba pikiranku dikuasai setan. Aku bujuk gadis itu agar memenuhi syahwatku. Tetapi dia menolak, dan berkata, “Wahai hamba Allah, janganlah kau membuka cincin dengan jalan yang terlarang.”

Baca Juga  PENDERITAAN MERUPAKAN GURU KEHIDUPAN

Sungguh, kata-kata itu membuatku tersadar. Aku minta maaf kepada gadis itu, dan aku pulang ke rumah.

„Ya Allah, ya Tuhan kami, kalau apa yang aku la-kukan termasuk perbuatan baik, maka kabulkanlah doaku. Tolong kami bertiga ya Allah. Singkirkan batu besar yang menghambat gua ini, agar kami semua dapat pulang ke rumah kami.

Wahai Tuhan yang mendengar semua jeritan, perkenankan doa kami.”

Selesai lelaki kedua ini mengucapkan doa, tiba-tiba terjadi peristiwa luar biasa, batu itu bergeser dan rengganglah dua pertiga goa.

Kemudian lelaki yang ketiga berdoa,

“Ya Allah, sesungguhnya saya memburuhkan kepada seorang  buruh  dengan  satu  faraq  (3 sha‟) jagung, maka saya berikan upah kepadanya, dan orang itu enggan untuk mengambilnya. Saya sengajakan terhadap faraq itu, maka saya tanam sehingga darinya saya belikan lembu dan digembalanya, sehingga buruh itu datang dan berkata,

„Wahai  hamba   Allah,   berikan  hak   saya.‟   Saya   katakan padanya, „Ambillah lembu itu dan gembalalah, sesungguh- nya lembu itu adalah milikmu.‟

Ya Allah, kalau apa yang hamba perbuat ini adalah suatu kebaikan, maka selamatkan kami dari cengkraman maut ini.”

Selesai lelaki ketiga itu berdoa, maka terbukalah pintu goa.

“Allahu Akbar…!” seru ketiga lelaki itu. Lalu mereka berpelukan sambil menangis tersedu-sedu terharu tanda bahagia. Tampak mata mereka bersinar terang. Dan seperti digerakkan tenaga gaib, ketiga lelaki itu pun langsung bersujud ke bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

Tak lama kemudian, hujan pun reda.

 

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Berlangsung Semarak, Bupati Safaruddin Puji Antusiasme Masyarakat Kapur IX Pada Peringatan Hari Kemerdekaan
Next Article 1.912 Anggota Bawaslu untuk 514 Bawaslu Kab/ Kota Periode 2023-2028 Dilantik
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Daerah816
    • Agam13
    • Bukit Tinggi12
    • Limapuluh Kota384
    • Padang23
    • Payakumbuh24
    • Solok56
  • Ekonomi324
  • Headline395
  • Internasional78
  • Khazanah169
  • Lifestyle110
  • Nasional729
  • Olahraga69
  • Opini150
  • Pariwara Lipsus27
  • Politik246
  • Uncategorized189
  • Video15

Berita Lainnya

INDONESIA PERLU TINGKATKAN KETAHANAN DIGITAL DAN EKONOMI NASIONAL Direktur CSI: PRABOWO HARUS SIGAP ANTISIPASI PERANG IRAN – ISRAEL
Floating Breakfast ala Grazie Bali: Sensasi Sarapan Terapung yang Instagramable dan Tak Terlupakan
Istighosah Bersama Warga Demak, Kementerian PU Bergerak Cepat Atasi Banjir Rob
Tokoh Tarekat Al-Mu’min Diduga Sebarkan Ajaran Menyimpang, Masyarakat Di Minta Tunggu Keputusan Resmi MUI

Berita Terkait

Raja Ampat Bukan Korban Tunggal Eksploitasi Tambang; HMI KORKOM Universitas Nasional Angkat Suaraw

Juni 15, 2025
SolokKhazanah

Momentum Idul Adha, PC GP Ansor se-Sumbar Pererat Spirit Perjuangan dan Ukhuwah Lewat Ziarah Ulama

Juni 8, 2025
Khazanah

Jelang Idul Adha, GP Ansor Sijunjung Gelar Aksi Bersih-Bersih Masjid di Pelosok

Juni 5, 2025

Opini Tak Berdasar Bisa Lukai Keadilan, Mari Percaya pada Proses Hukum

Juni 2, 2025
Show More
DigIndonews.comDigIndonews.com
Follow US
© DigIndonews.com 2024 | All Rights Reserved
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
Sign in to your account

Lost your password?