Oleh Ramon Hidayat
Ketua Bidang Pertanian DPP S3 (Solok Saiyo Sakato)
Anak Kampung itu bernama Liferdi Lukman, yang lahir dan dibesarkan di sebuah kampung kecil di pelosok Negeri Sumatera Barat tepatnya di Nagari Tanjung Alai Kabupaten Solok. Dikelilingi hamparan sawah dan ladang, sejak kecil ia akrab dengan cangkul, lumpur, dan perjuangan. Hidup sederhana dan kehidupan mereka jauh dari kemewahan. Meski hidup dalam keterbatasan, Liferdi memiliki pandangan besar: ia ingin menjadikan pertanian sebagai jalan menuju masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk desanya.
Setiap hari, Liferdi menempuh jalan terjal hanya untuk mencapai sekolah. Ia belajar di bawah cahaya lampu minyak, membantu orangtua sepulang sekolah, dan tetap menjaga prestasinya. Ketekunan dan kegigihannya akhirnya membuahkan hasil: Liferdi berhasil melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sembari bekerja sebagai Honorer di Balitbu Solok.
Di usia yang masih belia, Liferdi sudah membantu keluarganya dengan cara berdagang ke pasar. Ia memikul barang dagangan di pagi buta. Meski hidup dalam keterbatasan, Liferdi tak pernah melupakan pendidikan dan nilai keagamaan. Setiap sore selepas sekolah dan berdagang, ia mengajar mengaji secara sukarela. Di malam hari, ia menjadi penjaga masjid, membersihkan halaman, menyiapkan air wudhu, dan memastikan masjid tetap terjaga. Dari tempat ibadah itulah ia belajar tentang kedisiplinan, tanggung jawab, dan keikhlasan.
Semasa kuliah, Liferdi menunjukkan prestasi luar biasa. Ia aktif dalam riset, organisasi kemahasiswaan, serta pengabdian Masyarakat, berkat ketekunan dan kerja kerasnya mengantarkan Liferdi menyelesaikan pendidikan sarjana (Strata 1) di Universitas Mahaputera Muhammad Yamin. Semangatnya di bidang pertanian membawanya melanjutkan studi ke jenjang Strata 2 (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB), salah satu kampus pertanian terbaik di Indonesia. Tidak berhenti di situ, ia kemudian mengambil program Doktoral (S3) di tempat yang sama yakni Institut Pertanian Bogor (IPB).
Karirnya terus menanjak berkat kompetensi, integritas, dan pengabdian yang konsisten. Hingga akhirnya, ia dipercaya menjabat sebagai Direktur Buah dan Florikultura di Kementerian Pertanian Republik Indonesia sejak Tahun 2019 sampai sekarang. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Balai Penelitian Sayuran dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Di posisi ini, Liferdi mendorong transformasi besar dalam industri hortikultura nasional mulai dari pengembangan varietas unggul, penguatan rantai pasok, hingga promosi buah lokal ke pasar ekspor. Ia juga menjadi penggagas program kemitraan florikultura antara petani desa dan pelaku industri kreatif urban.
Meski kini telah memegang jabatan tinggi, Liferdi tak melupakan asal-usulnya. Ia rutin pulang ke kampung halaman, mengajar, memberi motivasi, dan mendorong generasi muda untuk kembali mencintai dunia pertanian. Baginya, keberhasilan bukan hanya soal karier, tapi soal memberi manfaat seluas-luasnya bagi umat.
Liferdi Lukman adalah wajah baru birokrasi pertanian Indonesia: profesional, merakyat, dan berakar kuat pada nilai-nilai kehidupan desa yang membentuknya.
Kini, Liferdi Lukman adalah simbol perubahan: anak kampung yang membuktikan bahwa dengan ilmu, tekad, dan cinta pada tanah kelahiran, pertanian bisa menjadi sumber kemajuan, bukan sekadar warisan masa lalu.