Post Views: 365
DigIndonews.com, Cianjur – Kemiskinan ekstrem adalah sebuah kondisi dimana masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,air bersih,kesahatan dan bahkan akses informasi.
Masyarakat miskin ekstrem tidak mudah diberdayakan jika hanya mengandalkan program program yang sifatnya biasa biasa saja, programnya juga harus ekstrem , karena masyarakat miskin ekstrem ini biasanya adalah mereka yang secara sosial ekonomi mengalami keterbatasan dan di sisi lain mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan produktif dan bahkan mereka memiliki keterbatasan fisik.
Tanpa adanya intervensi program yang benar dan berkelanjutan maka akan sulit untuk dapat keluar dari zona miskin ekstrem.
Sjarifuddin Hasan Anggota DPR RI menjelaskan rata – rata pertumbuhan 2015-2022 sebesar 4 % dan Rata rata penurunan 2015-2023 sebesar Rp 468 triliun.Sepanjang 2004 -2014 rata-rata realisasi pajak penerimaan sebesar 97,9% dan sepanjang 2015-2022 rata- rata realisasi penerimaan pajak sebesar 87%.
Garis misil Ekstrem menjadi US$2,15 Per orang per hari sebelumnya ada dilevel US$1,1.90 per hari.
Dr.Nursodik Gunarjo, S.Sos (Plt.Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Ditjen IKP Kominfo) bahwasanya“Pada tahun 2023 penduduk ekstrem di kabupaten Cianjur sebanyak 81,61 jiwa.
Untuk menangani kemiskinan ekstrim pemerintah telah memperbaiki mekanisme bantuan sosial, langkah yang telah ditempuh yaitu dengan melakukan program pengaman jaring untuk mencegah keluarnya kesulitan Ekstrem tidak terbebani dengan pengeluaran diluar kemampuan mereka.
dr. (paritas daya beli) per kapita per hari. Sementara untuk puing-puing dihitung menggunakan garis misil setara 2,5$ PPP per kapita per hari.
Indeks pembangunan manusia (IPM) yang rendah membuat Cianjur masuk dalam salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem tertinggi di Jawa Barat. Tercatat tingkat kemiskinan ekstrem di Cianjur mencapai 4% atau 90.480 jiwa. Kemiskinan Angga secara keseluruhan mencapai 10% atau sekitar 300.000 keluarga. IPM Cianjur yang berada di peringkat terakhir di Jawa Barat dengan angka 65,38 dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat indeks kemiskinan naik.
Pemkab Cianjur terus berupaya mengentaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan IPM dengan berbagai cara seperti meningkatkan kualitas pendidikan hingga pertanian.***