DigIndonews.com, Jakarta – Berbicara mengenai digitalisasi maka ada beberapa fokus permasalahan garis bawahi, yang pertama terkait SDM atau sumber daya manusia dan literasi digital yang terbatas. Ujar Farah.
Digital di Indonesia bisa dibilang berada pada kata kurang baik, masih banyak pemuda-pemuda Indonesia yang ketika membaca suatu berita itu hanya memperhatikan judul-judul besarnya saja tanpa memperhatikan informasi-informasi yang terdapat di dalamnya. Seseorang itu minim literasi digital, maka itu akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusianya.
Kemudian juga bisa berbicara mengenai disrupsi-disrupsi yang terjadi di berbagai sektor politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Lainnya adalah perubahan perilaku bahwa kita sekarang hidup pada era digitalisasi era revolusi 4.0 mana semuanya seakan-akan tanpa batas.
Bisa menyerap informasi baru, budaya baru yang datang dari luar negeri tidak hanya dari Indonesia ini mempengaruhi perubahan perilaku pemuda pada masa sekarang. Infrastruktur digital yang belum merata, sebagai agen perubahan.
Dr. Verdy Firmantoro, S.I.Kom., M.I.Kom (Dosen Komunikasi Politik FISIP UHAMKA) memaparkan Pergesaran era transformasi masyarakat dari era pertanian ke era industry kemudian era informasi. Pergeseran era mempengaruhi interaksi manusia maupun pandangan bahwa politik, pemerintahan dan identitas akan berubah karena penyebaran teknologi media baru.
Ketika teknologi berkembang ada dua pandangan yang akan muncul yaitu optimis dan skeptis. Saat ini sudah terjadi pergeseran era, yaitu dari era informasi menjadi era jaringan sosial.
Didi, SE., Ak., M.Ak., CA., A@M., Cert.IFR., CRMO., AWP (Pegiat Literasi Digital) juga menyampaikan Digital merupakan suatu bentuk modernisasi ataupun pembaharuan dari penggunaan teknologi yang mana sering dihubungkan dengan hadirnya internet dan teknologi komputer. Manfaat era digital diantaranya kemudahan dalam berkomunikasi, mobile dan fleksibel, internet lebih dominan daripada pulsa dan mudah memperoleh berbagai hal.
Tantangan generasi milenial saat ini diantaranya kebebasan akses infomasi, kehidupan bermasyarakat menjadi kurang. Di dunia kerja tantangan generasi milenial diantaranya budaya organisasi atau perusahaan yang buruk, teknologi, dan pendidikan yang tinggi.
Solusinya generasi milenial harus bisa memanfaatkan beragam peluang yang ada, dengan pemahaman terkait berbagai manfaat positif dari penggunaan media sosial akan sangat mempengaruhi pola pikir dan kreativitas anak muda milenial, selajutnya meningkatkan literasi keuangan. Generasi milenial harus fokus pada kekuatan diri sendiri, komitmen dan konsistensi yang kuat.