post views 221
Digindonews.com—Farah Puteri Nahlia (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri kegiatan Forum Diskusi Publik yang di selenggarakan oleh kominfo RI dengan tema Urgensi Literasi Digital Dalam Melawan Hoaks, Kegiatan ini di selenggarakan pada via zoom meeting, Senin 24 Juni 2024.
Farah mengatakan “dukungan untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan melalui literasi digital oleh pihak terkait seperti institusi, pemerintah, akademisi, dan komunitas.”
Masyarakat perlu edukasi terkait penggunaan informasi dalam era digital yang penuh dengan berita palsu. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi menunjukkan bahwa terdapat 8.499 isu hoax periode 1 Agustus 2018 hingga 22 Juni 2021. Isu hoax terbanyak terkait politik, pemerintahan, dan kesehatan. Kata Farah
Hoax bertujuan menggiring opini dan menutupi informasi sebenarnya. Hoax merupakan upaya memutarbalikkan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak bisa diverifikasi kebenarannya. Hoax juga smengaburkan informasi yang sebenarnya dengan membanjiri media massa dengan pesan yang salah. Jelas Farah
Isu SARA dikembangkan dan disebarkan melalui hoax, menyebabkan terkotakkotakkan masyarakat, gesekan, keributan, dan potensi gangguan keamanan. Hoax juga menyebabkan sentimen dan kekhawatiran yang mengganggu kehidupan masyarakat. Sebagai pengguna media sosial, kita perlu bijak memilih dan memilah informasi yang kita dapat. Kata Farah
Drs. Sadjan, M.Si. (Pegiat Literasi Digital) Sebagai pemateri kedua mengatakan “Dimana semua informasi yang baik maupun yang buruk ada di dalam genggaman kita yang namanya HP, mohon maaf ya tapi pada hakikatnya ini merupakan alat yang sangat luar biasa pemanfaatannya secara teknologi
Sadjan mengatakan “Survei mastel 2017 berarti 7 tahun yang lalu mohon maaf ini data cukup lama tapi ini adalah data yang cukup otentik, dari 1.116 responden secara online dalam waktu 48 jam 2 hari diklarifikasi hoax sebagai berikut berita bohong yang disengaja 90 3% berarti potensi bohong di dalam suatu hoax sangat tinggi berita yang menghasut 616% nah ini hatihati kemudian berita yang tidak akurat itu 59% berita ramalan ini 14% berita yang menyudutkan 12% kalau dilihat dari angka”
ini sangat signifikan semuanya angka walaupun 12 persen ini pengaruhnya sungguh sangat luar biasa jadi hatihati temanteman sekalian kalau membaca berita yang bombastis, mengajak kita sangat tertarik, mempengaruhi kita untuk berbuat sesuatu, itu hatihati itu pasti mungkin belum lagi yang menyangkut penipuan dan sebagainya. Lanjut Sadjan
Ini juga hati-hati ya kadang-kadang agama diperalat tanda petik kalau kita mendengar melihat reel sekarang ini di HP kita apabila mendengarkan ini dalam berapa detik besok akan dapat rezeki, ada yang begitu. Itu apabila menyebarkan ini akan mendapatkan ini itu janjijanji yang sifatnya janji palsu yang namanya harus diikhtiarkan kemudian yang keempat judul tetap atau tampilan provokatif dan memprovokasi agar kita berbuat sesuatu atau mengikuti apa yang ada di dalam berita itu. Tutup Sadjan***