DigIndonews.com,Jakarta- Negara Indonesia memiliki keberagaman, beragam bahasa, suku, adat istiadat dan budaya atau bangsa yang multi kultularisme. Perbedaan yang beragam ini menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
Dipengaruhi kultur Negara Indonesia yang beragam inilah Kemenkominfo gelar webinar Ngobrol Legislator bersama narasumber dari akademisi pada Jum’at (17/02/2023) pagi.
Model komunikasi tradisional melalui koran dan buku yang mana melalui hal ini jauh dari pengaruh hoax. Dan pada sekarang ini komunikasi interaktif yang tidak terbatasi ruang dan waktu namun kurangnya atau tidak ada penyuntingan yang akan berpotensi hoax.
Sumber keberagaman itu berasal dari jenis kelamin, umur, etnik, accupatin, anging, agama dan pengetahuan. Indonesia yang majemuk dengan 1.340 suku, 6 agama, 718 bahasa daerah yang tersebar dari sabang sampai merauke.
Dosen Unika Atmijaya, Yanto memaparkan Dari banyaknya faktor keberagaman, agama dan etnik menjadi yang paling sensitif (paling mudah viral). Cara kita menyikapi perbedaan dan menghargai keberagam itu bisa dengan menghormati dan bergaul tanpa membedakan etnik dan agama, hargai kebebasan bergama orang lain, jangan menghina agama/etnik orang lain, memanfaatkan dunia digital bekerja sama, dan jika ada konten negatif yang terkait agama dan etnik jangan di share/like/komen.
Berbicara dari sudut pandang bidang hukum, Erfandi menjelaskan Besarnya penggunaan digital di Indonesia merupakan ekspresi di ruang digital yang dijamin pasal 28 UUD 1945. Kebebasan digital dibatasi oleh kebebasan orang lain. Kebebasan warga Indonesia dalam perspektif hak masuk dalam kebebasan relativisme budaya bukan universalisme karena Indonesia juga meratafikasi konvensi Wina. Didalam bernegara ada nilai pancasila sebagai staat fundamental norm dan nilai agama.
Dasar hukum dan etika di medsos UU nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Dalam menerima informasi pastikan konfirmasi dan tabayyun dengan memastikan aspek sumber informasi, aspek kebenaran konten, dan kepastian konteks tempat dan waktu serat latar belakang saat informasi tersebut, Tutup Erfandi.