DigIndonews.com, Jakarta – Hoax merupakan upaya memutar balik fakta, dengan menutupi masalah yang sebenarnya. Situasi politik indonesia adalah isu sarah yang disebabkan oleh hoax. Yang mengakibatkan perpecahan pada masyarakat.
Banyak terjadi hoax pada zaman sekarang, dengan adanya hoax membuat gelisahan di masyarakat dan perpecahan pada kelompok masayarakat. Berita hoax ini harus ditanggapi secara bijak. Ungkap Farah Putri Nahlia (Anggota Komisi I DPR RI) dalam webinar dengan tajuk “Urgensi Literasi Digital dalam Melawan Hoax pada Proses Pembentukan Informasi Kebijakan Publik” pada Senin (29 Mei 2023).
Akibat dari hoax tersebut muculnya rasa sentimen pada msyarakat, hoax ini merasa kelompoknya selalu benar. Pengaruh besarnya hoax di media sosial, kita harus bijak untuk memilah yang ada pada media sosial. Dan disisi dunia pendidikan harus menangulangi berita hoax. Di sircel pertemanan harus saling mengingatkan tentang berota hoax yang berkembang. Apa yang ada di media sosial dapat mempengahi diri kita, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya.
Farah juga mengatakan kita perlu menguatkan literasi digital agar tidak mudah terpengaruh berita hoax. Membangun masyarakat yang cakap digital. Upaya dpr dengan melakukan kooboratif, tujuan dari kooboratif ini yaitu dapat memfasilitasi dan mengindentifikasi masalah yang ada.
Dr. (Cand). Verdy Firmantoro. M.Kom(Akademisi FISIP Universitas Brawijaya) memaparkan Literasi digital merupakan kemampuan untuk menggunakan, memahami dan memanfaatkan ruang digital.
Literasi digital menjadi perbincangan penting abad disrupsi menghadapi perkembangan teknologi dan digitalisasi di berbagai lini kehidupan. Hoax merupakan berita palsu yang mana informasinya sengaja dibuat untuk disebarluaskan dengan tujuan menyesatkan pembaca.
Tanggapan responden soal keberadaan berita hoaks beragam, adanya yang menganggap berita hoaks tidak masalah, masalah kecil, masalah sedang, masalah serius dan bahkan ada yang tidak tahu.
Artinya menjadi PR untuk kita semua untuk memberikan literasi kepada masyarakat terhadap keberadaan berita hoaks.
Hal yang sangat disayangkan 75,5 persen pengguna media sosial tidak mengetahui buzzer di media sosial dan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak mengetahui hal yang akan menjadi musuh atau hal yang harus diwaspadai dalam bermedia sosial.