SIJUNJUNG seakan punya cara tersendiri dalam menjaga suasana tetap teduh. Di saat sejumlah daerah di tanah air sempat dilanda gelombang aksi yang berujung ricuh pada akhir Agustus lalu, Ranah Lansek Manih tetap aman dan kondusif. Tidak ada teriakan amarah di jalanan, tidak ada ketakutan yang mencengkeram masyarakat. Yang ada justru dialog, keakraban, dan semangat menjaga kedamaian bersama.
Kondisi ini bukan hadir begitu saja. Ada tangan-tangan muda yang ikut menenun harmoni. Organisasi Kepemudaan (OKP) dan organisasi mahasiswa (Ormawa) di Kabupaten Sijunjung memilih jalan berbeda: membuka ruang komunikasi, merawat silaturahmi, dan berdialog langsung dengan Kapolres Sijunjung.

Ruang Dialog, Ruang Aspirasi
Dalam suasana hangat, pertemuan itu bukan sekadar seremoni. Pemuda dari beragam latar belakang organisasi berkumpul, menyatukan pandangan, lalu merumuskan 10 poin sikap bersama bertajuk “Jaga Indonesia, Jaga Ranah Lansek Manih.” Bagi mereka, inilah cara terbaik merespon isu-isu nasional yang bergejolak, sekaligus meneguhkan cinta pada tanah kelahiran.
Kehangatan dikala dingin menyelimuti Kota Muaro Sijunjung menjadikan saksi sejarah Kapolres Sijunjung, AKBP Willian Harbensyah, S. Ik, MH didampingi Kasat Intel AKP Harmen MH, dalam menyambut langkah langkah solutif dengan penuh apresiasi serta kepanutan
“Saya bangga dengan kawan-kawan OKP di Sijunjung. Kegiatan ini positif sekali. Polres selalu terbuka dengan dialog demi terwujudnya kamtibmas yang kondusif. Bahkan kami siap berkolaborasi dengan pemuda dalam banyak hal. Untuk 10 poin yang disampaikan tadi, mari kita jadikan komitmen bersama,” ungkapnya pada Rabu 24 September 2025 di Bintang Vista Muaro Resto
Pemuda Bicara, Kapolres Mendengar
Ketua KNPI Sijunjung, M. Aldo Yendicoal, menuturkan bahwa pertemuan ini lahir dari rasa cinta pemuda pada bangsa dan daerah. Baginya, ketika komunikasi dibuka, jalan menuju solusi akan terbentang luas.
“Sebagian besar chaos di daerah lain lahir karena komunikasi yang tertutup. Aspirasi tersumbat, ruang dialog tertutup. Alhamdulillah di Sijunjung tidak begitu. Bapak Kapolres membuka ruang dialog, dan itu patut kita apresiasi,” kata Aldo penuh optimisme.
Satu per satu perwakilan OKP menyampaikan pandangan, dari isu keamanan hingga persoalan sosial kepemudaan. Suasananya hangat, sesekali diselingi canda, namun tetap serius dalam merajut kesepahaman.

Menjahit Komitmen Bersama
Puncak acara adalah penyerahan dokumen berisi 10 poin sikap pemuda Sijunjung kepada Kapolres. Tidak berhenti di sana, seluruh pihak kemudian membubuhkan tanda tangan dalam Deklarasi Komitmen Bersama “Jaga Indonesia, Jaga Ranah Lansek Manih.”
Deklarasi itu bukan sekadar tinta di atas kertas, melainkan janji moral untuk menjaga harmoni dan terus membuka ruang dialog.
Hadir dalam kegiatan tersebut lintas OKP dan Ormawa, mulai dari KNPI, HMI, GMNI, PDPM, SEMMI, GP Ansor, IPM, NA, Pemuda Panca Marga, HMD Agroindustri UNP hingga GYF Kabupaten Sijunjung.
Menjaga Teduh di Tengah Badai
Pertemuan ini menjadi catatan penting: bahwa di tengah pusaran isu nasional, Sijunjung memilih cara damai. Pemuda dan polisi duduk bersama, berbicara, mendengar, dan mencari solusi.
Ranah Lansek Manih pun tetap teduh, bukan karena abai pada gejolak luar, melainkan karena keberanian memilih jalan dialog. Sebuah pelajaran yang patut diteladani—bahwa keamanan bukan hanya soal aparat, melainkan soal kolaborasi, komunikasi, dan kepekaan semua pihak untuk menjaga rumah bersama.