DIGINDONEWS-Di tengah sisa-sisa luka pascabencana banjir dan longsor yang melanda Jorong Kacang, Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, secercah harapan akhirnya hadir bagi warga terdampak. Kamis (19/12/2025), Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Solok bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Solok secara resmi menyerahkan hunian sementara (huntara) kepada masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana.
Bangunan sederhana itu bukan sekadar rangka kayu dan atap seng. Ia menjadi simbol kepedulian, kerja bersama, dan khidmat kemanusiaan yang lahir dari keikhlasan kader-kader NU. Huntara tersebut dibangun sebagai respons cepat dan tanggap darurat atas bencana yang memaksa sejumlah keluarga meninggalkan rumah mereka dan menjalani hari-hari sulit dalam keterbatasan.
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Solok, Riki Rizo Hamzah, menegaskan bahwa pembangunan hunian sementara ini merupakan bentuk nyata keberpihakan Ansor terhadap masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
“Huntara ini kami bangun sebagai langkah tanggap darurat. Kami ingin memastikan warga terdampak memiliki tempat tinggal yang aman dan layak agar bisa beristirahat bersama keluarga serta kembali menjalani aktivitas pascabencana banjir,” ujarnya.
Proses pembangunan huntara dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan berbagai unsur. PC GP Ansor Kabupaten Solok berkolaborasi dengan Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser Lampung, yang dikenal memiliki pengalaman teknis dalam pembangunan hunian darurat. Kolaborasi ini mempertemukan Banser Solok dan Banser Lampung dalam satu misi kemanusiaan, dengan target penyelesaian pembangunan hanya dalam waktu tiga hari.
Kasatkorwil Banser Lampung, Agus, menjelaskan bahwa proses pembangunan dilakukan secara intensif tanpa mengenal waktu.
“Kami bekerja siang dan malam bersama masyarakat setempat, PC GP Ansor Solok, dan Banser Lampung. Semua dilakukan dengan kerja keras dan keikhlasan sebagai bagian dari misi kemanusiaan,” ungkapnya.
Menurut Agus, hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa kebutuhan paling mendesak bagi warga pascabencana adalah hunian sementara yang layak.
“Masyarakat sangat membutuhkan tempat tinggal sementara agar bisa beristirahat bersama keluarga dan memulai kembali aktivitas mereka. Alhamdulillah, dalam tiga hari pengerjaan, huntara sudah mencapai 90 persen dan diselesaikan 100 persen menjelang peresmian,” tambahnya.
Prosesi serah terima huntara berlangsung khidmat dan dihadiri berbagai unsur pemerintahan serta tokoh masyarakat, mulai dari Jorong Kacang, Wali Nagari Paninggahan beserta lembaga nagari, Camat Junjung Sirih, unsur TNI-Polri, MWC NU Junjung Sirih, PCNU Kabupaten Solok, PW GP Ansor Sumatera Barat, hingga PWNU Sumatera Barat.
Serah terima simbolis dilakukan oleh PCNU Kabupaten Solok dan PC GP Ansor Kabupaten Solok kepada Wakil Bupati Solok, H. Candra, yang kemudian menyerahkan langsung hunian sementara tersebut kepada masyarakat penerima manfaat.
Ketua PCNU Kabupaten Solok, H. Afrizen, yang juga mewakili PWNU Sumatera Barat, menyampaikan apresiasi atas dedikasi GP Ansor dan Banser dalam membantu masyarakat terdampak bencana.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada GP Ansor Kabupaten Solok dan Banser, khususnya Satkorwil Banser Lampung, atas kesediaannya membantu masyarakat kami. Ini adalah wujud nyata khidmat NU untuk umat,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Solok H. Candra memberikan apresiasi tinggi terhadap sinergi PCNU, GP Ansor, Banser, serta relawan dari Lampung.
“Ini adalah bentuk kepedulian sosial yang patut kita dukung bersama. Pemerintah Kabupaten Solok mendukung penuh kegiatan ini karena hunian sementara memang menjadi kebutuhan paling mendesak bagi masyarakat terdampak,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa huntara tersebut merupakan hunian sementara pertama yang dibangun di Kabupaten Solok pascabencana. Ke depan, pemerintah daerah akan mengupayakan agar hunian tersebut dapat ditingkatkan menjadi hunian tetap.
“Ini adalah huntara perdana di Kabupaten Solok. Namun, ke depan kita akan berusaha agar hunian ini bisa berkembang menjadi hunian tetap bagi masyarakat,” pungkasnya.
Di Paninggahan, huntara kini berdiri sebagai saksi bahwa di tengah bencana, solidaritas dan kepedulian masih menjadi kekuatan utama untuk menyalakan kembali harapan.


