Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Duhai…kisah ingin akan menggetarkan hati kita. Kisah kepasrahan total seorang ayah dan anak. Mereka lebih mengedepankan iman keimbang nafsu. Ketaatan ketimbang rasional.
Adalah Nabi Ibrahim as. mendapatkan ujian berat. Sudah bertahun-tahun ia menikah, ia belum juga dikaruniai keturunan. Setiap saat ia berdoa, bermunajat dengan penuh khusyu, akhirnya Allah mengabulkan doanya. Ia memeroleh anak dari istrinya, Hajar. Anak itu diberi nama Ismail, yang kelak menjadi seorang Nabi.
Duh…alangkah bahagia Ibrahim. Bagaimana tidak harapannya yang tertunda sekian tahun akhirnya kesampaian juga. Tapi…inilah hidup. Dibalik kebahagiaan, niscaya ada duri yang menghalangi kebahagiaan itu. Itulah sebentuk ujian hidup. Ya, setiap manusia pasti diuji, termasuk Ibrahim as. Apa ujian yang Allah berikan kepada Nabi Ibrahim as?
Ketika Ismail mulai menginjak remaja, yaitu pada usia 13 tahun, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelihnya dengan tangannya sendiri. Bayangkan…disuruh menyembelih anaknya sendiri! Dengan berat hati sang ayah berkata kepada anaknya, Ismail, “Anakku, aku bermimpi menyembelihmu, bagaimanakah pendapatmu tentang perkara ini?”
Dengan mantap Ismail menjawab, “Ayah, laksanakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah saya akan bersabar.”
Kemudian Ismail mendorong ayahnya untuk melaksanakan rencana tersebut seraya berkata, “Ayah, tatkala engkau hendak menyembelihku, tolong ikat tangan dan kaki saya kuat-kuat. Agar, tatkala pisau telah menempel di leher, tangan dan kaki saya tidak meronta-ronta, sehingga pahala saya tidak berkurang. Sebab, kematian itu amat sulit dan berat, dan saya khawatir tatkala saya merasa mendekati kematian, maka saya akan gelisah dan terguncang. Selain itu, tajamkan pisau yang hendak engkau gunakan untuk menyembelihku, dan potonglah leherku dengan cepat, sehingga saya cepat merasa tenang. Ayah, tatkala engkau memberingkan ke tanah, hadapkanlah wajah saya ke tanah dan jangan engkau miringkan wajah saya. Sebab, saya khawatir, saat menyaksikan wajahmu, saya akan merasa kasihan dan menghalangi perintah Allah. Lepaslah bajumu saat menyembelihku, agar jangan sampai ada darahku yang terpercik padanya; dengan begitu ibu tidak akan melihatnya. Jika engkau merasa tidak ada halangan, maka berikan bajuku kepada ibu. Mungkin, itu dapat meringankan jiwanya dalam menghadapi kematian saya dan meringankan beban batinnya.
Tetesan air mata keluar membasahi pipi Ibrahim. Alangkah mulianya anaknya itu. Dan, inilah yang membuat ia tersentuh. Anak yang baru beranjak dewasa dan saleh, harus ia korbankan untuk memenuhi titah Allah SWT.
“Sungguh engkau, wahai anakku, adalah teman dan penolong yang baik dalam melaksanakan perintah Allah.”
Kemudian, Ibrahim as membawa putranya ke Mina (tempat penyembelihan) dan menajamkan pisaunya, mengikat tangan dan kaki Ismail, meletakkan wajahnya ke tanah dan tidak memandang wajah putranya itu, serta menghadapkan wajahnya sendiri ke langit, lalu meletakkan pisau di leher sang putra serta menggerakkannya. Tiba-tiba terjadi peristiwa aneh. Ketika pisau itu ia gerakkan untuk menyembelih Ismail, tiba-tiba menjadi tumpul. Dia terus menggerakkan pisau itu berulang kali, hingga akhirnya terdengar seruan dari langit, “Wahai Ibrahim, engkau telah menepati mimpimu dan melaksanakan perintah.”
Jibril as datang membawa seekor domba sebagai tebusan atas Ismail as dan Ibrahim pun menyembelihnya. Peristiwa ini terus dilaksanakan oleh orang-orang yang menunaikan ibadah haji; setiap tahun mereka menyembelih kambing di Mina.
Semakin tinggi kualitas keimanan seseorang kepada Allah, maka akan semakin tinggi terpaan yang akan didapatinya. Hal ini Allah lakukan kepada kita agar derajat kita meningkat tajam. Karena, seseorang akan meningkat derajat atau naik kelas setelah lulus ujian. Jangan berbangga dengan memprolamasikan diri sebagai orang beriman sebelum lulus dari berbagai ujian yang diberikan Tuhan.
Adalah para Nabi dan orang-orang saleh, mereka mulia karena diuji dan harum namanya sepanjang masa karena mereka telah lulus dari ujian yang amat berat. Tidakkah kita ingin meniru para Nabi dan orang-orang saleh dalam bidang kesabaran menghadapi ujian?
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Dahsyatnya_Kepasrahan