Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Rasulullah pandai memuji para sahabatnya secara tepat. Jika melihat sahabatnya memiliki kelebihan, beliau akan mengatakannya secara terus terang tanpa berlebihan. Jika yang akan ditunjukkan adalah kelebihannya adalah sahabat terdekat, beliau akan menyandingkan dengan menunjukkan kelebihan sahabat (atau beberapa sahabat) terdekat lainnya, agar orang-orang tidak memuji salah seorang sahabat seraya merendahkan sahabat yang lain.
Misalnya, suatu ketika, Rasulullah berbicara di hadapan beberapa sahabat, “Sahabatku yang paling lembut dan penyayang adalah Abu Bakar. Yang paling tegas terhadap hukum Allah adalah Umar. Yang paling pemalu adalah Utsman. Yang paling pandai dan tepat dalam mengambil keputusan adalah Ali. Yang paling paham tentang halal dan haram adalah Muadz bin Jabal. Yang paling dermawan soal utang adalah Zaid bin Tsabit. Yang paling baik membaca Al-Quran adalah Ubay bin Ka‟ab. Jika setiap kaum memiliki kepercayaan maka orang kepercayaan kaum ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.
Dengan menyebut sekaligus kelebihan beberapa sahabat, orang-orang yang mendengarkan tidak akan mengutamakan salah seorang sahabat. Tetapi mereka akan mengutamakan setiap sahabat dengan kelebihan masing-masing. Inilah cara terpuji dalam memuji.
Rasulullah juga selalu membuat orang lain merasa berharga, berbesar hati, dan percaya diri. Suatu ketika, para sahabat berhijrah ke Habsyah mendengar kondisi umat Islam telah membaik di Madinah. Mereka pun rindu untuk kembali berkumpul bersama Rasulullah dan sanak saudara yang lain, setelah sekian lama di negeri orang. Mereka berhijrah ke Habsyah saat Rasulullah masih di Makkah.
Sampailah mereka di Madinah. Pada saat bersamaan, Rasulullah baru kembali dari Perang Khaibar. Rasulullah dan pasukannya bergembira karena memenangkan peperangan itu. Ja‟far bin Abi Thalib–yang dipercaya Rasulullah memimpin hijrah ke Habsyah–pun menemui Rasulullah dan disambut dengan sukacita.
“Aku tidak tahu,” kata Rasulullah dengan ekspresi gembira kepada Ja‟far, “manakah yang lebih membahagiakanku: kemenangan atas Khaibar atau kedatanganmu, Ja‟far?” Saat Islam berhasil menaklukkan Makkah, Rasulullah pernah mengatakan kepada para sahabatnya, “Siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan maka keamanannya terjamin.”
Pujian yang tepat bisa menjadi motivasi. Atasan kepada bawahannya. Orang tua kepada anaknya, guru kepada muridnya, dan sebagainya. Pujilah dengan baik jika apa yang mereka lakukan memang baik. Dan, tegur dan bersikaplah tegas–bukan keras–jika mereka memang tidak berbuat semestinya.
Pujian akan membuat seseorang termotivasi dan teguran akan membuatnya sadar diri.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Belajar_Memuji_dari_Sang_Nabi