Digindonews.com–Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri webinar merajut Nusantara dengan tema “Literasi Gidital Bagi Pelaku UMKM”yang di gelari oleh komifo RI pada via zoom meeting, Rabu/22 Mei 2024
Irwan mengatakan Perkembangan teknologi memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas jangkauan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
“Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi tantangan dalam literasi digital.” Lanjutnya
Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang memahami bagaimana teknologi dapat meningkatkan bisnis dan memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa. UMKM perlu lalu belajar, beradaptasi, Kata Irwan
Sepemahaman dengan Irwan, Didi, S.E.Ak.MAK. CA. AWM. CertIFR. CRMO. (Praktisi Keuangan) juga mengatakan Pemerintah memang telah menargetkan bahwa di tahun 2024 ini. Ada sekitar 30 juta UMKM yang on board atau go digital.
“informasi terbaru bahwa kementerian koperasi itu justru merevisi sedikit target itu inginnya 40 juta UMKM go digital di tahun 2024, karena posisi terakhir di Desember 2023 itu 27 juta UMKM sudah go digital artinya kalau 30 juta harusnya sudah bisa tercapai di semester 1 2024”
ini kalau data terbaru untuk kuartal 1 belum mendapatkannya tapi perkiraan sudah mendekati angka 30 juta UMKM. Maka dari itu, Kementeri Kooperasi itu merevisi sedikit, menaikkan target menjadi 40 juta UMKM. Kalaupun tidak tercapai 40 juta, angka 30 juta ini sudah pasti akan tercapai di tahun. Lanjut Didi
Dengan terbuka luasnya ruang digital ini harusnya dimanfaatkan oleh UMKM untuk dapat lebih berkembang. Tadinya yang tidak memanfaatkan teknologi bisa memanfaatkan teknologi karena sangat terbuka luas pemasarannya, produksinya, cara memasarkannya, sekarang juga TikTok shop juga udah mulai berkembang lagi. Jelas Didi
Drs. Samsul Widodo, MA. (Staff Ahli Menteri Hubungan Antar Lembaga, Kemendesa, PDTT) juga mengatakan Dalam hal kontribusi Kementerian Desa, kami ingin menyampaikan bahwa pemerintah telah menyalurkan dana desa sebesar Rp609 triliun dari tahun 2015 hingga 2024.
Dana ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan di desa, kecuali pembangunan rumah ibadah. Namun, keputusan penggunaan dana desa tetap harus melalui musyawarah desa yang dilakukan oleh forum-forum di desa. Kata Samsul
Samsul juga menjelaskan “Dana desa dapat digunakan untuk pelatihan digitalisasi, literasi keuangan, pengembangan UMKM, pengembangan produk, dan mendukung modal usaha. Setiap desa mendapatkan dana sekitar 1 miliar hingga 2,5 miliar, tergantung pada kebutuhan dan jumlah penduduk desa tersebut.”
Apabila desa tidak memiliki akses internet, dana desa dapat digunakan untuk memfasilitasi akses internet di desa, baik dengan memasang wifi umum maupun melalui kerjasama dengan penyedia jasa internet. Lanjutnya lagi.***