Digindonews.com–Bidang Kesehatan Masyarakan Pengurus Besar HMI Periode 2024-2026, menyelenggarakan kegiatan diskusi Forum Guntur (Forum Gerakan Untuk Rakyat) dengan tema “Gerakan Indonesia Sehat” yang juga merupakan salah satu program kerja Bidang Kesmas PB HMI.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Mei 2024, yang bertempat di Ruangan Sekertariat PB HMI dan dihadiri Pemerintah Provinsi Papua Barat, Ketua Ikatan Sarjana Gizi Indonesia dan Aktivis Kesehatan/Peneliti LK2PK sebagai narasumber.
Muh. Ruslan yang juga sebagai pemantik diskusi adalah Pengurus Bidang Kesehatan Masyarakat PB HMI/Junior Researcher CHAMPS FKM UI menyampaikan, stunting dalam perspektif Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 233, “dijelaskan bahwa Ibu
diperintahkan untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh”. Kata kunci kedua, Allah Swt. tidak pernah membebani hambanya melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Siklus stunting adalah sebuah siklus sepanjang hayat yang dimulai sejak anak itu lahir kemudian masuk usia remaja, usia subur, hamil, menyusui, dan lansia.
Ruslan menambahkan bahwa masalah stunting juga ditegaskan dalam regulasi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Merespon masalah stunting di Indonesia, mewakili Pemprov. Papua Barat Dr. Drs. Abdullatief Suaeri, M.Si, M.Sc yang juga sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa, target pemerintah 2024 stunting harus turun 14% dan kemiskinan ekstrim 0%.
Abdullatief yang juga sebagai Koordinator Satgas PPKES (Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim dan Penurunan Stunting) mengatakan, persentasi penanganan masalah stunting di Provinsi Papua Barat Tahun 2021 kita berada pada angka 28,5%, 2022 naik 27,2% dan 2023 itu turun menjadi 20,4%, turun 5,6%.
Abdullalatief menyampaikan bahwa ia menargetkan harus 13%, karena untuk mencapai target nasional daerah tidak boleh sama dengan pusat, daerah harus dibawah. Karena target nasional itu akumulasi dari target daerah.
Ia menambahkan bahwa melalui Satgas PPKES, Pemprov, Pemkab dan instansi terkait akan bekerjasama menangani masalah stunting di Papua Barat untuk mencapai hasil yang optimal.
Muhammad Nur Hasan S, S.Gz. M.Kes yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Gizi Indonesia menyampaikan bahwa salah satu hal yang dibahas untuk konteks stunting pada anak itu ada 2 hal yaitu, yang pertama konteks pada rumah tangganya atau keluarga nya yang kedua konteks pada komunitas atau negara.
Hasan yang juga sebagai narasumber menjelaskan, 2 hal ini sangat berperan penting. Kalau kita berbicara rumah tangga bagaimana memperkuat kondisi rumah, kualitas rumah tangga dan lingkungan dan seterusnya itu sangat penting untuk mempengaruhi bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ia menambahkan bahwa, kalau ditingkat negara, bagaimana mengatasi masalah-masalah seperti menstabilkan harga makanan dll.
Dalam diskusi tersebut Dr. Hartati B. Bangsa, MKK selaku Aktivis Kesehatan/Peneliti LK2PK menambahkan, kalau covid pernah sukses dalam proses ketika kita menginterfensi pada saat covid-19 itu terjadi, pada beberapa kasus misalnya tbc termasuk stunting.
Hadi Sabuku selaku Koordinator Team Work Diskusi yang juga menjabat sebagai Pengurus Bidang Kesehatan Masyarakat PB HMI menyampaikan bahwa, kegiatan ini dilakukan secara bertahap dan membahas masalah kesehatan masyarakat di berbagai sektor kehidupan.
Ia mengatakan dalam pertemuan pertama yang dilakukan ini mengulas tentang masalah stunting di Indonesia.
Oleh karena itu berbicara masalah stunting di Indonesia, telah menjadi masalah secara nasional dan tentu ini memerlukan kolaborasi dari setiap stakeholder terkait, sebagai upaya penanganan masalah stunting diseluruh pelosok di Indonesia.
Hadi Sabuku menegaskan bahwa Bidang Kesehatan Masyarakat PB HMI akan terus berkonsentrasi mengawal dan bersinergi dengan Kemenkes, DPR, Pemprov dan Pembkab/Pemkot dan stakeholder terkait, agar stunting menjadi isu semua orang untuk diselesaikan.***