Post Views: 311
Digindonews.com — Kementerian Kominfo RI Hadirkan Ir. H. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) sebagai narasumber dalam webinar literasi digital yang digelar Kominfo RI dengan tema “Toleran di Tahun Politik”, yang gelar melalui platform digital Zoom meeting, Senin, 05 Februari 2024.
Dalam materinya Irwan menyampaikan bahwa Toleransi merupakan sikap saling menghargai perbedaan, baik itu perbedaan suku, agama, ras, atau pandangan politik. Salah satu aspek krusial dalam membangun toleransi adalah kesadaran bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman. Dalam suasana politik, seringkali kita dihadapkan pada perbedaan pandangan dan kepentingan yang beragam.
Oleh karena itu, menjadi kunci untuk memastikan bahwa dialog antar kelompok masyarakat berlangsung dengan santun dan penuh rasa hormat. Tidak hanya sekedar menghindari konflik, toleransi juga mencakup kemampuan untuk mendengarkan dan memahami sudut pandang orang lain tanpa harus setuju. Di tengah gejolak politik, kita perlu mengembangkan kepekaan terhadap perspektif yang berbeda, sehingga kita dapat membangun kesepahaman bersama. Adalah penting untuk mengenali bahwa setiap individu memiliki hak untuk berpendapat dan berpartisipasi dalam proses demokrasi, meskipun pandangan mereka mungkin berbeda dengan yang kita miliki.
Selain itu, media sosial seringkali menjadi sarana yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan informasi dan pandangan politik. Oleh karena itu, penting untuk membekali diri dengan keterampilan literasi media guna mengidentifikasi informasi yang benar dan menghindari penyebaran berita palsu yang dapat memicu polarisasi.
“Kita perlu memahami bahwa setiap warganet memiliki hak untuk berpendapat, dan sikap saling menghargai perlu dijunjung tinggi dalam setiap interaksi daring. Penting untuk diingat bahwa toleransi bukan berarti kita harus setuju dengan semua pandangan atau tindakan orang lain. Namun, itu berarti kita mampu menjaga kerukunan sosial di tengah perbedaan. Dalam konteks politik, toleransi menciptakan ruang untuk perdebatan yang sehat dan konstruktif. Saling menghargai perbedaan pendapat merupakan bagian integral dari proses demokrasi yang sehat, yang pada akhirnya dapat menghasilkan kebijakan publik yang lebih inklusif dan adil,” ujarnya.
Dalam menghadapi tahun politik, penting bagi kita semua untuk membangun budaya toleransi. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pemimpin politik, tetapi juga tugas setiap warga negara. Dengan mengutamakan toleransi, kita dapat menjaga kestabilan sosial dan memperkuat fondasi demokrasi, sehingga masa politik berjalan dengan damai dan menghasilkan keputusan yang mencerminkan kepentingan seluruh masyarakat.
Hasrul Harahap, M.Hum. (Dosen Universitas Jakarta) memaparkan bahwa Dalam konteks “Toleran di Tahun Politik,” kita perlu memahami bahwa politik seringkali menjadi panggung pertarungan ide dan pandangan yang beragam. Poin pertama yang perlu kita cermati adalah pentingnya menjunjung tinggi prinsip toleransi di tengah perbedaan pendapat politik.
Toleransi bukan hanya sekadar menerima keberagaman ideologi, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk menghormati hak setiap individu untuk menyuarakan pandangannya tanpa rasa takut atau diskriminasi. Dalam atmosfer politik yang sering kali tegang, keberlanjutan demokrasi sangat tergantung pada kemampuan kita untuk membangun masyarakat yang menerima perbedaan sebagai suatu kekayaan. Selain itu, kita perlu memahami bahwa toleransi tidak hanya berkaitan dengan perbedaan pandangan politik, tetapi juga mencakup elemen-elemen lain seperti agama, suku, dan budaya. ***