Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Ada sebuah kisah simbolik yang cukup menarik untuk kita simak. Kisah ini adalah kisah tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warga kotanya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit di tengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.
Tetapi dalam pikiran seorang warga kota (katakanlah si A) terlintas suatu cara untuk mengelak, “Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang.
Sesendok air pun tidak akan memengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota.”
Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya, semua warga kota berpikiran sama dengan si A. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.
Kisah simbolik ini dapat terjadi, bahkan mungkin telah sering terjadi, dalam berbagai masyarakat manusia. Dari sini wajar jika agama, khususnya Islam, memberikan petunjuk agar kejadian seperti di atas tidak terjadi:
Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku. Aku dan orangorang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.”(Qs. Yusuf [12]: 108).
Dalam redaksi ayat di atas, tecermin bahwa seseorang harus memulai dirinya sendiri disertai dengan pembuktian yang nyata, baru kemudian dia melibatkan pengikut-pengikutnya. Berperang atau berjuang di jalan Allah tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri, dan bangkitkanlah semangat orang-orang mukmin (pengikutpengikutmu). (Qs. An-Nisa [4]: 84).
Perhatikanlah kata-kata “tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri”. Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda, “Mulailah dari dirimu sendiri, kemudian susulkanlah keluargamu.” Setiap orang, menurut beliau, adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sikap mental yang demikian inilah yang dapat menjadikan bejana sang raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Raja_dan_Sesendok_Madu