Oleh : Harmin
(Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Bangka Belitung (UBB) / Anggota HMI
Komisariat UBB)
Rendahnya angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi Bangka Belitung se-
Indonesia menjadi masalah yang perlu perhatian serius. APK perguruan tinggi merupakan
jumlah mahasiswa di perguruan tinggi dibagi dengan jumlah orang yang berusia antara
19-23 tahun dan dinyatakan dalam satuan persen.
Menurut laporan kerja kemendikbudristek, pada tahun 2022 persentase angka
partisipasi kasar perguruan tinggi Provinsi Bangka Belitung menduduki posisi terakhir
dari 34 provinsi yakni 14,85%. Sedangkan pada posisi pertama atau tertinggi ada pada
Provinsi Yogyakarta sebesar 75,95%. Apabila dibandingkan dengan provinsi terendah ke
dua yakni Papua yang persentase 20,08%, maka selisihnya adalah 5,23%. Bahkan
persentase nasional Indonesia pada angka 31,16%.
Dalam bahasa yang sederhana, saat ini di Bangka Belitung, dari 100 remaja yang
berusia 19-23 tahun, tidak lebih dari 15 orang saja yang mengeyam pendidikan tinggi.
Bayangkan kecil sekali jumlah tersebut. Ini masalah serius bagi kita bersama, khususnya
para stakeholders di Bangka Belitung.
Pada 14 Februari 2023 Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan
Jamaluddin telah melakukan pertemuan dengan para Rektor Perguruan Tinggi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung untuk mencari solusi atas penurunan angka partisipasi kasar
(APK) perguruan tinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( btikp.babelprov.go.id,
2023). Pada pertemuan tersebut, perwakilan BPS Bangka Belitung, Aja Narsun
menyampaikan bahwa beberapa penyebab penurunan APK perguruan tinggi adalah
lulusan SMA/SMK memilih bekerja di sektor yang menguntungkan, percaya bahwa
pendidikan yang mereka terima sudah cukup, menikah muda, dan tidak memiliki biaya
kuliah.
*Kurangnya Motivasi dan Akses Informasi Menjadi Penyebab Fundamental*
Menurut penulis, selain berpatokan pada faktor-faktor yang disampaikan oleh
perwakilan BPS Bangka Belitung tersebut, kita perlu meneropong ke persoalan mendasar
atau fundamental yang bisa juga disebut hulu dari persoalan ini. Secara fundamental yang
menyebabkan APK perguruan tinggi di Bangka Belitung rendah bukanlah sekadar faktor
budaya maupun ekonomi. Bagi penulis, permasalahan tersebut lebih berpusat pada
kurangnya motivasi dan akses informasi yang diterima oleh siswa baik itu SMA/SMK.
Berdasarkan data BPS, per September 2022 jika dilihat dari faktor ekonomi
Bangka Belitung berada pada peringkat ke dua dari 34 provinsi dengan tingkat
kemiskinan terendah. Ini merupakan prestasi untuk pemerintah dan masyarakat karena
telah mampu mengendalikan kemiskinan. Dengan demikian, bisakah disebut hal
mendasar dari persoalan rendahnya APK perguruan tinggi ini adalah faktor ekonomi?
Pentinya pemberian motivasi dan akses informasi akan membuka mindset para
siswa, terutama siswa yang kurang paham apa itu perguruan tinggi serta bagaimana
urgensinya untuk kehidupan generasi muda ke depannya. Hal serupa juga di sampaikan
oleh pimpinan Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung yakni Fadilah Sabri.
Menurut Fadilah Sabri salah satu mindset yang harus dirubah di dalam masyarakat yaitu
cara berpikir atau mentalitas masyarakat kita tentang “nilai kuliah”, yang pada akhirnya
akan menghasilkan pengangguran.
Permasalahan pendidikan yang cukup serius di Bangka Belitung ini harus
melibatkan pelbagai pihak dalam penyelesaiannya. Pemerintah, pihak sekolah, dan
perguruan tinggi harus saling merangkul.
Pemerintah selaku pemangku kebijakan harus tanggap serta bijak dalam
mengatasi persoalan ini. Pemerintah dapat bekerja sama dengan sekolah dan peguruan
tinggi untuk mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan motivasi
siswa. Pemerintah dapat bekerja sama dengan media massa dan lembaga pendidikan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan tinggi.
Selain pemerintah, pihak sekolah harus mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan minat siswa terhadap bidang-bidang tertentu yang membutuhkan
pendidikan tinggi. Sekolah harus meningkatkan intensitas informasi kepada siswa terkait bagaimana pentingnya pendidikan tinggi dan berbagai peluang yang tersedia untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan APK
perguruan tinggi di Bangka Belitung. Perguruan tinggi dapat meningatkan aksesibilitas
seperti program beasiswa dengan bekerja sama dengan pemerintah. Perguruan tinggi
sudah seharusnya mengembangkan program-program yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat. Hal inilah yang dapat meningkatkaan minat siswa untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi. Tidak hanya itu pentingnya sosioalisasi kepada masyarakat tentang
berbagai program dan fasilitas yang tersedia di perguruan tinggi juga harus menjadi
perhatian.