DigIndonews.comDigIndonews.com
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Reading: Kementerian Kebudayaan Dorong Digitalisasi Sejarah Banten: Antisipasi Hoaks dan Hilangnya Ingatan Kolektif
Share
Font ResizerAa
DigIndonews.comDigIndonews.com
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Search
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
© Sayangi.com 2022 | All Rights Reserved
DigIndonews.com > Nasional > Kementerian Kebudayaan Dorong Digitalisasi Sejarah Banten: Antisipasi Hoaks dan Hilangnya Ingatan Kolektif
Nasional

Kementerian Kebudayaan Dorong Digitalisasi Sejarah Banten: Antisipasi Hoaks dan Hilangnya Ingatan Kolektif

Redaksi Published November 25, 2025
Share
SHARE

Digindonews.com, Pandeglang — 24 November 2025 Kementerian Kebudayaan RI menyelenggarakan Seminar Literasi Sejarah Indonesia di Kabupaten Pandeglang, Senin (24/11), sebagai upaya memperkuat literasi sejarah di tengah derasnya arus digital dan maraknya distorsi informasi. Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber utama yang menyoroti pentingnya menghidupkan kembali sejarah lokal dengan pendekatan digital.

Direktur Sejarah dan Permuseuman, Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum, memaparkan bahwa percepatan digitalisasi di Indonesia harus dibarengi upaya pelestarian sejarah berbasis teknologi. Dengan 78% masyarakat telah terhubung internet — bahkan lebih tinggi di kalangan remaja — peluang memanfaatkan digitalisasi untuk pendidikan sejarah sangat besar.

“Sejarah sering kalah cepat dari konten viral. Banyak anak muda mengenal figur-figur selebriti digital, tetapi belum tentu mengetahui tokoh perjuangan di daerahnya sendiri,” ujarnya.

Baca Juga  Arwani Thomafi Gelar Seminar Dampak Globalisasi di Era Digital

Prof. Agus juga mengingatkan ancaman hoaks sejarah yang semakin marak. Manipulasi foto, narasi palsu, dan misinformasi sejarah dapat menciptakan bias dan polarisasi.

“Literasi digital tanpa literasi sejarah sama berbahayanya dengan informasi tanpa konteks. Keduanya harus saling menguatkan,” jelasnya.

Narasumber lainnya, H. Ali Zamroni, menekankan bahwa minat baca sejarah yang rendah adalah persoalan nasional. Ia memberi contoh situasi di Pandeglang, di mana kekayaan narasi Kesultanan Banten dan perjuangan tokoh-tokoh lokal belum terintegrasi dalam pembelajaran.

Di sekolah-sekolah, guru sejarah mulai mengembangkan model pembelajaran baru seperti proyek dokumentasi digital budaya desa, video pendek, dan museum virtual. “Hasilnya sangat positif. Ketika siswa diajak menjadi peneliti muda, mereka lebih antusias,” ungkapnya.

Baca Juga  UMKM Menjadi Salah alah Satu Faktor Yang Menyelamatkan Kita Indonesia Di Waktu Pandemi

Sementara itu, akademisi Suparta menyoroti minimnya dokumentasi digital terhadap tradisi lokal. Banyak kisah turun-temurun di Pandeglang — dari sejarah kampung hingga perjuangan melawan kolonial — hanya tersimpan dalam ingatan para sesepuh.

“Jika tidak direkam, dalam satu generasi cerita-cerita itu bisa lenyap. Ini bukan hanya soal sejarah, tapi soal identitas,” tegasnya.

Ketiga narasumber sepakat bahwa pemerataan akses digital tetap menjadi tantangan terutama di wilayah selatan Pandeglang seperti Cikeusik dan Panimbang, di mana infrastruktur internet belum maksimal.

Meski demikian, mereka percaya bahwa kolaborasi pemerintah daerah, sekolah, pesantren, komunitas sejarah, dan kreator digital dapat mempercepat digitalisasi sejarah lokal. Hal ini tidak hanya memperkuat identitas generasi muda, tetapi berpotensi mengembangkan ekonomi lokal berbasis tur sejarah dan konten edukasi.***

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Minat Baca Sejarah Rendah, Kementerian Kebudayaan Ajak Sekolah Mandar Perkuat Kurikulum Berbasis Sejarah Lokal
Next Article Medan Kaya Sejarah, Tapi Minim Dokumentasi: Seminar Dorong Literasi Digital untuk Jaga Identitas Multietnis
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Daerah873
    • Agam14
    • Bukit Tinggi14
    • Limapuluh Kota392
    • Padang32
    • Payakumbuh25
    • Solok66
  • Ekonomi622
  • Headline402
  • Internasional81
  • Khazanah186
  • Lifestyle112
  • Nasional834
  • Olahraga76
  • Opini172
  • Pariwara Lipsus30
  • Politik253
  • Uncategorized250
  • Video15

Berita Lainnya

Ketum GPMPB: DBH Panas Bumi Harus untuk Daerah Penghasil
Perubahan Tutupan Lahan 1990–2024 Dinilai Jadi Pemicu Bencana di Sumatera Utara
BRI Otista Jakarta Gandeng Iron Fist Hadirkan Promo Kuliner 20%
“Semangat BerJuara: Atlet PORDASI Kota Solok untuk KEJURNAS HBA 2025 Resmi di Lepas”

Berita Terkait

Nasional

PB HMI-MPO Desak Investigasi Keterkaitan Banjir Bandang Tapanuli dengan Perambahan Hutan

November 26, 2025
Nasional

Medan Kaya Sejarah, Tapi Minim Dokumentasi: Seminar Dorong Literasi Digital untuk Jaga Identitas Multietnis

November 25, 2025
Nasional

Minat Baca Sejarah Rendah, Kementerian Kebudayaan Ajak Sekolah Mandar Perkuat Kurikulum Berbasis Sejarah Lokal

November 25, 2025
Nasional

Direktorat Sejarah dan Permuseuman Dorong Digitalisasi Sejarah untuk Perkuat Identitas Bangsa

November 25, 2025
Show More
DigIndonews.comDigIndonews.com
Follow US
© DigIndonews.com 2024 | All Rights Reserved
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
Sign in to your account

Lost your password?