Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
وٌَ َ َْ حُٓ َاسِرْ فِِ شَبيِوِ اللٍّهِ يََِدْ فِِ الأرضِْ مُرَادَ ًا نَريًِا وشََػَثً وٌَ َ َْ يََرُْجْ ٌِ َْ ةيَخِِّْ مُ َاسِرًا إلََِ اللٍّهِ وَرشَُٔلَِِِ ثُ ًٍّ يدُْركِّْ ُ الٍْ َ تُْ ذَلَدْ وَرَعَ أسَْرُهُ عََلَ اللٍّهِ وَكََنَ اللٍّهُ دَفُٔرًا رحَِي ًا 100
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa [4]: 100)
Simaklah firman Allah di atas. Di sana Allah menjanjikan rezeki yang banyak bagi kita yang mau berhijrah di jalan-Nya. Lewat ayat di atas, Allah telah menjadikan hijrah di jalan-Nya sebagai “terapi ampuh” untuk mendatangkan rezeki. Kalau engkau ingin rezeki Anda melimpah ruah, kalau engkau ingin sukses-kaya, kalau engkau ingin makmursejahtera, dan seterusnya, maka saran Allah , berhijrahlah engkau di jalan Allah dengan sungguh-sungguh. Sebab dengan begitu pasti akan engkau peroleh rezeki yang banyak. Jika Allah sendiri yang sudah berjanji, maka itu tidaklah main-main. Janji itu pasti benarnya. Janji itu sudah pasti ditepati oleh-Nya.
Cermatilah ayat di atas! Bukankah di sana terdapat dua janji Allah bagi siapa saja yang mau berhijrah di jalan-Nya. Yaitu, pertama, tempat hijrah yang luas. Itu artinya, banyak kelapangan di sana. Dan kedua, rezeki yang banyak.
Betapa dahsyatnya janji Allah bagi hamba-hamba-Nya yang mau berhijrah di jalan-Nya. “Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah ke negeri lain, maka ia akan mendapatkan di negeri lain itu kebaikan dan kenikmatan yang melimpah. Di mana hal itu akan membuat orang-orang di negara asal yang rajin memusuhinya akan menjadi hina dan tunduk. Sesungguhnya orang yang pergi ke negeri asing jika dia bernasib mujur di negeri itu, dan kabar tentang kemujurannya itu sampai ke negeri asal, tentu para musuh-musuhnya akan malu atas perilakunya yang buruk dan dengan demikian mereka menjadi hina dan tunduk.” Demikian penjelasan Imam Ar-Razi mengenai ayat di atas dalam Tafsir Al-Kabîr.
Bila kita mengikuti pendapat ulama tentang ayat hijrah di atas, maka kita akan semakin mantap dengan janji Allah yang terkandung di dalamnya. Terutama yang berkaitan dengan “sa’ah”, yang dalam terjemahan ayat di atas diarti-kan, “tempat hijrah yang luas”.
Menurut jumhûrul ‘ulamâ` (pendapat sebagian besar para ulama), kata “sa’ah”, berarti kelapangan dalam rezeki. Artinya, Allah menjanjikan kelapangan rezeki bagi orang-orang yang mau berhijrah di jalan-Nya. Pendapat tersebut diamini antara lain oleh Abdullah bin Abbas, Ar-Rabi, Adh-Dhahak dan Atha’.
Selain pendapat di atas, Imam Al-Qurthûbi dalam kitabnya, Tafsîr Al-Qurthûbi, menyebutkan dua pendapat ulama mengenai arti kata, “sa’ah”. Pertama, menurut Imam Qatadah, arti “sa’ah” adalah kelapangan dari tersesat kepada petunjuk, dan dari kemiskinan kepada kekayaan.” Kedua, menurut Imam Malik, arti “sa’ah” adalah negeri yang luas.
Dari beberapa pendapat di atas, Imam Al-Qurthûbi memberikan catatan, bahwa pendapat Imam Malik-lah yang lebih mendekati kefasihan orang-orang Arab. Karena, kata AlQurthûbi, dengan luasnya negeri dan banyaknya penghasilan, otomatis akan menyebabkan rezeki berlimpah, hati lapang, dan akan mendatangkan kelapangan-kelapangan lain dalam bentuk pertolongan Allah yang tak terduga.
Dari pendapat manapun yang akan kita ambil, kita akan mendapati kesamaan, bahwa orang yang berhijrah di jalan Allah pasti akan memeroleh janji Allah berupa keme-limpahan rezeki. Entah itu secara langsung maupun tidak langsung. Entah itu secara terduga maupun dalam waktu sedikit lambat. Entah itu di dunia maupun di akhirat. Begitu seterusnya. Gampangnya, orang yang berhijrah di jalan Allah, pasti akan melimpag rezekinya. Itulah janji Allah. Dan ingat, Allah pasti menepati janji-janji-Nya!
Sesungguhnya, secara real Allah telah membuktikan kebenaran janji-Nya bagi orang yang berhijrah di jalan-Nya. Ingatkah Anda bagaimana keadaan para pengikut Rasulullah sebelum dan sesudah beliau hijrah ke Madinah.
Saat di Makkah. Kala pertama kali Islam dibawa Rasulullah dengan segelintir pemeluk, saat itu pula Rasulullah dan segelintir para pengikutnya dimusuhi habis-habisan oleh kaum kafir Quraisy. Mereka diancam akan dibunuh dan dicincang hidup-hidup. Mereka diboikot dalam perniagaan. Logistik mereka diembargo oleh kaum kafir Quraisy. Tak hanya itu, seluruh pengikut Rasulullah saat itu benar-benar dalam kondisi susah tak memiliki apa-apa. Kedudukan, kekuasaan dan kehormatan sudah direbut dan ditelanjangi habis-habisan oleh kaum kafir Quraisy. Mereka tidak bisa berbuat banyak, selain memasrahkan seluruh nasib dan keberlangsungan hidup mereka hanya kepada Allah.
Hingga akhirnya, Rasulullah mendapat perintah dari Allah untuk hijrah ke Madinah. Maka Rasulullah dan seluruh pengikutnya yang segelintir itu pun menuruti perintah Allah. Mereka tinggalkan rumah dan kampung halaman mereka. Mereka kumpulkan sisa-sisa kekayaan yang mereka miliki untuk diinfakkan dalam jalan Allah. Mereka hijrah tidak hanya secara tempat dari Makkah ke Madinah, tapi juga mereka hijrah secara iman dan mental, dari iman yang biasabiasa menjadi lebih yakin dan mantap dengan jalan Allah. Dari mental sayang terhadap harta ke menyerahkan seluruh sisa-sisa harta yang dimiliki di jalan Allah. Mereka hijrah di jalan Allah dengan sangat total, jiwa, raga, dan harta.
Benarlah janji Allah. Ketika mereka benar-benar hijrah di jalan Allah, maka Allah semakin melimpahkan rezeki kepada mereka. Di Madinah kehi-dupan dan dakwah mereka semakin membesar. Resonansi dan pengaruh mereka dari hari ke hari semakin tak terbendung. Kesuksesan, kemakmuran, keberhasilan, dan kejayaan mereka tersiar juga akhirnya ke Makkah, ke orang-orang kafir Quraisy yang dulu gemar memusuhi mereka.
Dan sebagaimana kita ketahui, akhirnya orang-orang kafir Quraisy Makkah yang dulu memusuhi mereka, pada akhirnya takluk pada Rasulullah dan para pengikutnya yang dulu hanya segelintir orang, dengan ditandai oleh peristiwa “Fathu Makkah”, terbukanya kota Makkah. Orang-orang kafir Quraisy yang dulu tak mau mengakui eksistensi Rasulullah dan para pengikutnya, sejak itu terpaksa dan dipaksa mengakui eksistensi Rasulullah dan para pengikutnya. Dan akhirnya mereka benar-benar mengakui eksistensi Rasulullah dan para pengikutnya dengan legawa, tanpa rasa terpaksa atau dipaksa.
Tak hanya itu, sejarah juga mencatat, bahwa Allah telah memberikan yang lebih dahsyat lagi dari itu semua. Allah berikan kepada Rasulullah dan para pengikutnya kunci-kunci kerajaan Romawi dan Persi. Belahan bumi yang ada di Timur dan di Barat dilipat oleh Allah dalam genggaman Rasulullah dan para pengikutnya. Allah telah membukakan untuk mereka pintu-pintu keme-nangan.
Inilah kebenaran janji Allah dalam “ayat hijrah” di atas. Oleh karenanya, dalam mengomentari “ayat hijrah” di atas, Imam Ar-Razi dalam Tafsir Al-Kabîr berkata, “Wahai manusia, apakah terbesit dalam hatimu perasaan takut jatuh miskin sewaktu di perjalanan, manakala kamu meninggal-kan kampung halamanmu karena berhijrah di jalan Allah? Janganlah kamu takut! Sesungguhnya Allah akan memberikan kepadamu kenikmatan yang besar, manakala kamu berhijrah. Dan sesungguhnya hijrah di jalan Allah itu akan menjadi sebab bagi tertunduknya musuh-musuh-mu dan menjadi sebab lapangnya rezeki dan kehidupanmu.” Baiklah. Sejak tadi kita menyebut kata-kata “hijrah di jalan Allah”, tapi belum disampaikan apa yang dimaksud dengan hijrah di jalan Allah?
Imam Raghib Al-Isfahani dalam kitab Mufradât fi Gharîbil Qur`an punya jawaban menarik tentang arti hijrah di jalan Allah. Katanya, hijrah di jalan Allah adalah keluar dari kampung kekufuran kepada kampung iman, sebagai-mana hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah.
Nyaris senada dengan Al-Isfahani, Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, memberikan pengertian yang lebih luas. Menurutnya, yang dimaksud hijrah di jalan Allah adalah usaha keras seseorang untuk mencari ridha Allah dengan menegakkan agama-Nya, sehingga Allah akan menolong orang-orang yang mencari ridha-Nya itu dari segala bahaya yang ditimbulkan oleh orang-orang kafir.
Merujuk pada pengertian di atas, sesungguhnya hijrah di jalan Allah mengandung makna utama: perpindahan kita dari kekufuran menuju keimanan untuk memeroleh ridha Allah. Dalam pengertian ini, inti hijrah adalah iman. Inti hijrah adalah ridha Allah. Siapapun yang melakukan perjalanan menuju iman, menuju ridha Allah, maka dia sesungguhnya telah melakukan hijrah di jalan Allah.
Karena itu, jika kita tadinya tidak beriman kemudian menjadi iman, maka kita telah berhijrah di jalan Allah. Jika kita tadinya suka berbuat kemaksiatan kemudian bertaubat dan suka berbuat kesalehan karena mencari ridha Allah, maka kita telah berhijrah di jalan Allah. Jika kita tadinya suka menyakiti orang lain kemudian suka menolong orang lain karena mencari ridha Allah, maka kita telah berhirjah di jalan Allah. Itulah inti hijrah.
Meski demikian, hijrah di jalan Allah akan sempurna dengan lebih baik dibarengi dengan hijrah secara fisik seperti yang dilakukan Rasulullah, yang hijrah fisik dari Makkah menuju Madinah. Sebab, itulah yang dicontohkan Rasulullah kepada kita.
Dan hijrah secara fisik sebagaimana dicontohkan Rasulullah itu bila kita praktikkan, pasti mujarab dan ampuh. Allah pasti menjamin rezeki kita dengan melimpah ruah. Allah pasti menolong kita. Allah menyukseskan kita, mengangkat derajat kita ke tempat yang mulia dan tinggi, begitu seterusnya. Pasti.
Masih soal hijrah. Sekarang Anda amati orang-orang sukses di sekeliling Anda. Amati dan telitilah mereka! Bukankah kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tidak takut hijrah secara fisik? Bukankah kebanyakan mereka adalah orang-orang yang terbiasa berpetualang? Dan bukankah petualangan atau berpetualang itu adalah kata lain dari hijrah secara fisik? Begitu seterusnya.
Orang-orang Cina, orang-orang Jawa, orang-orang Padang, orang-orang Batak, orang-orang Madura, adalah contoh lain keampuhan hijrah secara fisik. Mereka berani keluar kampung halaman mereka untuk mencari peng-hidupan di luar kampungnya, dan mereka sukses.
Adakah di antara Anda sekalian yang meragukan janji Allah dengan kedahsyatan terapi hijrah? Jika ragu, beranilah berhijrah mulai sekarang. Saya sudah melakukannya. Dan Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#21_Pesan_Alqur’an
#Hijrah_Dapat_Melapapangkan_Rezeki