DigIndonews.com,Jakarta – Senin, (20/02/23) Kemenkominfo mengadakan webinar pada Senin (20/02/2023) siang dengan tema “Menjadi Netizen Pejuang, Bersama Lawan Hoaks” Dengan narasumber Bambang Kristiono Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Firman Kurniawan Akademisi, Doni Edwin Akademisi UI.
Data digital Indonesia berdasarkan informasi dari Riset Data Reportal Feb 2022 menyatakan bahwa pengguna internet meningkat setiap tahun sebanyak 204,7 juta atau 73,7% populasi yang mana didominasi oleh kelompok usia 15-19 tahun (91%) dan kelompok usia 20-24 tahun (88,5%).
Media sosial adalah situs atau layanan online yang memungkinkan penggunanya mengonsumsi, berpartisipasi, berkomentar, dan menyebarkan beragam konten dalam berbagai format baik berupa teks, gambar, audia, maupun video. Bentuk dari media sosial yang popular seperti facebook, twitter, instagram, youtube, dan pinterest.
Pengguna media sosial aktif Indonesia tahun 2022 adalah sebanyak 191,4 juta atau setara dengan 68,9% populasi, dengan rata-rata pengguna mengakses internet untuk membuka sosial media 51,5% dan berkomunikasi 32,9%. Waktu terbanyak yang dihabiskan untuk menggunakan sosial media yaitu whatsapp 31,4 jam/bulan, youtube 26,4 jam/bulan, facebook 15,2 jam/bulan, instagram 16,0 jam/bulan, dan tiktok 23,1 jam/bulan.
Menurut Pemaparan dari Donni Edwin, Data Kominfo 2018-2022 sudah menemukan sebanyak 9.546 hoaks yang tersebar di berbagai platform media sosial. Dan menurut temuan Survei Katadata Insight Center (KIC) (2020), 30% -60% orang Indonesia terpapar hoaks, dengan hoaks terbanyak yaitu terkait isu politik, kesehatan dan agama.
Jenis-jenis Hoaks yaitu:
1.Satire atau parodi
2.Konten menyesatkan
3.Koneksi yang menyesatkan
4.Konteks yang menyesatkan
5.Konten yang dimanipulasi
6.Konten tiruan
7.Konten palsu
Disebabkan oleh polarisasi yang telah meraja lela, Firman Kurniawan selaku Akademisi memberikan tips cara mencegah penyebaran hoaks dan informasi anti damai, yaitu:
1.Jangan langsung percaya judul informasi yang bombastis, dramatis, kontroversial. Berpikir sejenak, apakah isi informasi masuk akal untuk dipercaya ?
2.Ketika berhadapan dengan informasi yang bombastis, dramatis kontroversial, cari informasi dengan topik sejenis dari sumber lain.
3.Periksa keaslian alamat sumber informasi.
4.Ikuti situs yang membahas cek fakta / antihoaks
Senada dengan Firman, Bambang selaku DPR RI meminta netizen harus cerdas dalam menyaring informasi yang ada di sosial media agar terwujudnya perubahan dalam berliterasi digital sehingga berita dan informasi hoaks dapat diminimalisir.