Digindonews.com, Bekasi — Upaya memperkuat gerakan pendidikan masyarakat melalui Sekolah Rakyat menjadi sorotan utama dalam Forum Diskusi Publik bertajuk “Komunikasi Publik Efektif untuk Edukasi Sekolah Rakyat di Era Digital” pada Selasa (04/11/2025). Forum tersebut menghadirkan anggota DPR RI, akademisi, dan pegiat literasi digital yang menekankan pentingnya komunikasi publik sebagai bagian dari strategi pembangunan sumber daya manusia.
Anggota Komisi I DPR RI, Elnino M. Husein Mohi, membuka diskusi dengan gambaran situasi digital Indonesia yang penuh peluang sekaligus tantangan. Meski akses internet telah mencapai 79 persen populasi, kemampuan literasi digital masyarakat dinilai masih rendah.
Elnino menyebutkan bahwa komunikasi publik efektif harus menyentuh tiga aspek: ketepatan pesan, ketepatan medium, dan kedekatan dengan realitas masyarakat. Ia menegaskan bahwa Sekolah Rakyat harus mulai adaptif dengan format komunikasi populer yang digunakan generasi muda.
“Jika pesan edukasi kalah dari konten hiburan, berarti kita harus mengubah cara kita menyampaikan pesan, bukan substansinya,” kata Elnino.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Sains Indonesia, Dr. Endah Murtiana Sari, menyoroti peran Sekolah Rakyat dalam mendukung peningkatan kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2045. Ia menilai komunikasi publik yang efektif harus mampu membangun partisipasi dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap pendidikan.
Endah menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah instrumen pendidikan inklusif yang tumbuh dari kesadaran masyarakat, sehingga pola komunikasinya harus berbasis dialog dan gotong royong.
“Komunikasi publik bukan hanya penyampaian informasi, tetapi membangun kemitraan antara pendidik dan masyarakat. Sekolah Rakyat harus menjadi ruang yang mendengar sekaligus ruang yang menggerakkan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti kesenjangan akses digital pada 17 persen wilayah Indonesia. Menurutnya, komunikasi publik yang inklusif harus memadukan pendekatan daring dan luring agar pendidikan tetap menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Pegiat literasi digital Ronald S Bidjuni menegaskan bahwa komunikasi publik dalam pendidikan rakyat harus mampu menciptakan ruang belajar yang aman dari misinformasi. Dengan temuan 11.000 lebih hoaks tiap tahun, Sekolah Rakyat dinilai perlu berperan dalam memperkuat kemampuan kritis masyarakat.
Ronald mengajak seluruh pihak untuk membangun ekosistem komunikasi kolaboratif yang melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas lokal, dan sektor swasta.
“Teknologi hanyalah alat. Yang terpenting adalah bagaimana komunikasi edukatif dapat mengubah perilaku dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Forum ini menegaskan bahwa komunikasi publik yang efektif merupakan fondasi dalam memperkuat gerakan pendidikan rakyat, sekaligus menjadi strategi kunci menghadapi tantangan era digital.***


