DigIndonews.com, Jakarta – Indonesia telah memasuki era digital sehingga masyarakat semakin mudah mengakses informasi dan terjadi banjir informasi.
Era digital merupakan momentum Untuk memanfaatkan teknologi digital dengan cerdas dan bijak serta mampu menghadapi tantangan global melalui literasi digital.
Era digital mempengaruhi aktivitas masyarakat dari konvensional menjadi digital sehingga terjadi transformasi digital di bagian sektor kehidupan masyarakat termasuk dalam literasi.
“Teknologi digital telah membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik dan positif bagi kehidupan. Namun dalam saat yang bersamaan era digital juga membawa dampak negatif menjadi tantangan baru bagi manusia, dan tantangan ini pun sudah masuk ke dalam berbagai bidang, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan bidang-bidang lainnya” ujar Farah Putri Nahlia (Anggota Komisi I DPR RI) dalam Seminar Merajut Nusantara dengan tajuk “Berinternet Sehat” pada Selasa (6/6/2023).
Farah juga mengatakan masyarakat harus memahami kompetensi literasi digital, yang merupakan kecakapan dalam menggunakan internet. Untuk mengetahui seberapa jauh literasi digital, diperlukan indikator-indikator kompetensi literasi digital. Contohnya jaringan penggiat literasi digital yang terdiri dari akses, paham, seleksi, dan distribusi, analisis, verifikasi, dan evaluasi serta partisipasi dan kolaborasi.
Pengguna internet Indonesia sebesar 212,9 juta orang atau 77% dan pengguna medsos 167 juta orang atau 60,4% dari populasi.
Senada dengannya, Gun Gun Siswadi (Pegiat Literasi Digital) juga mengungkapkan peta perjalanan Indonesia Digital dari tahun 2021 sampai 2024 mulai dari mendorong adopsi teknologi memperluas akses infrastruktur digital peningkatan talenta digital hingga menyelesaikan regulasi pendukung. Tantangan literasi digital saat ini diantaranya terjadi banjir informasi, banyak masyarakat mengkonsumsi konten hoax, pornografi, radikalisme, perjudian, sara penipuan dan sebagainya.
Media sosial menjadi tidak produktif karena digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Ujar Gun Gun
Terdapat empat pilar literasi digital versi kominfo. Masyarakat perlu memahami sehingga dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari diantaranya digital skills yang merupakan pemahaman perangkat keras dan lunak serta sistem operasi digital. Kedua digital culture yang mampu membangun wawasan kebangsaan dalam berinteraksi di ruang digital. Ketiga digital aethics yaitu menyesuaikan diri berpikir rasional dan menggunakan etiket dan yang terakhir digital safety yaitu meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan data pribadi.
Bimo Nugroho (Deputi I Asian African Youth Government) narasumber ketiga dalam webinar menyatakan berinternet sehat adalah kemampuan individu dalam menggunakan internet dengan bijak dan bertanggung jawab, serta memiliki kesadaran untuk menjaga privasi keamanan dan integritas informasi.
Tujuan dari internet sehat adalah mencegah dampak negatif, meningkatkan keamanan online, mengoptimalkan manfaat positif, mempromosikan kesehatan fisik dan mental dan membangun hubungan sosial yang sehat.
Untuk itu diperlukan literasi digital yang mana merupakan sebuah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dengan penekanan pada pemikiran kritis bukan hanya keterampilan pada penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
Literasi digital melibatkan pemahaman tentang masalah etika dan keamanan dalam penggunaan teknologi digital.
Literasi digital yang baik sama dengan budaya digital yang baik pada tahun 2021 indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,45 dan naik menjadi 3,54 dari skala 5 di tahun 2022 yang artinya budaya literasi digital Indonesia belum mencapai level baik.