Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saya dan istri sering memerhatikan hal-hal unik dalam hidup keseharian, termasuk memerhatikan tawon di rumah saya.
Beberapa hari ini, saya memerhatikan tawon yang membuat sarang di setiap sudut rumah. Karena dianggap merusak suasana rumah yang sebenarnya rumah yang kami diami pun tidak begitu indah untuk dipandang, akhirnya kami memutuskan untuk „menghancurkan‟ sarang tawon di ruangan tamu. Sebenarnya, kami tidak tega menghancurkan rumah yang telah susah payah dibangun sang tawon, namun keputusan ini diambil karena berbagai pertimbangan. Pertama, merusak pemandangan (suasana) rumah sebagaimana yang telah disebutkan. Kedua, takut membunuh caloncalon tawon. Hal ini berdasarkan pengalaman kami sebelumnya. Kami pernah membiarkan tawon itu membuat sarang sampai selesai. Ketika sarang tawon itu sudah seminggu hinggap di rumah kami, karena merusak pemandangan, maka kami pun sepakat menghancurkannya. Eh, ternyata dari sarang tawon itu keluar anakanak tawon, yang masih belum bergerak lincah. Kami pun merasa berdosa dibuatnya. Sejak saat itu, kami pun sepakat untuk menghancurkan sarang tawon, sebelum sarang itu mengeras dan menyimpan anak di dalamnya.
Namun, satu hal yang membuat kami salut. Setiap kali sarang tawon itu kami hancurkan, maka besok harinya sang tawon itu kembali membuat sarang di tempat yang sama, bahkan ia membuatnya di tempat yang lain, seperti di kamar mandi, di kabel listrik, di pintu rumah, dll. “Wah, hebat juga semangat tawon ya! Tak pantang menyerah. Barangkali dia sering mendengar lagu D‟Masiv.” Kataku pada istri sambil berkelakar. “Barangkali ya, Aa…Kok kita kalah semangat dan istiqamah sama tawon ya!” Timpal istriku.
Tawon, memang hanya seekor binatang. Namun, ia telah memberikan pelajaran berharga kepada saya–dan barangkali kepada Anda–tentang istiqâmah (keteguhan). Hal ini mengingatkan saya kepada sejarah para sahabat Rasulullah Saw. di masa silam yang bernama Bilal bin Rabah. Kendati ia diancam, diinterogasi, dan disakiti oleh sang majikan, agar meninggalkan agama Muhammad [Islam], namun Bilal tetap konsisten. Dari mulutnya hanya keluar ucapan “Ahad…Ahad…Ahad” Esa…Esa…Esa…” Sebuah keyakinan yang luar biasa!!! Saya berpikir, kalaulah saya menjadi Bilal, belum tentu saya sanggup menahan derita siksaan yang luar biasa itu.
Tawon, telah mengajarkan, bahwa hidup ini harus punya prinsip. Kalau kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah benar, maka „tancap saja!‟. Jangan takut celaan. Jangan takut untuk dihancurkan. Justru jadikanlah kehancurkan itu sebagai awal semangat untuk kembali membangun. Jangan takut untuk gagal. Tapi, jadikan kegagalan itu sebagai jalan untuk membangun kesuksesan.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Belajar_Dari_Tawon