Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Kaki patah, kecelakaan, gaji kecil. Apakah semua ini nikmat atau laknat? Kebahagiaan atau penderitaan? Jawabannya: tergantung orang yang menilai. Ya, jika Anda menganggap bahwa kaki patah, kecelakaan, gaji kecil, adalah sebuah laknat dan penderitaan serta musibah bagi Anda, itu sah-sah saja. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata dibalik semua musibah dan penderitaan ternyata di sana ada kebahagiaan yang tersimpan atau tepatnya DISIMPAN oleh Allah, dan akan dikeluarkan pada saat yang tepat.
Anda pasti kenal Habiburrahman El Shirazy? Siapa lagi kalau bukan penulis fenomenal Ayat-ayat Cinta. Ia menulis novel tersebut di saat penderitaan, ya di saat tulang kaki kanannya patah karena kecelakaan. Inilah hikmah Allah yang tidak bisa dibaca oleh manusia, kecuali setelah hikmah itu diungkap. Kang Abik sangat menderita, ia sempat dirawat selama 9 (sembilan) hari di RS Panti Ratih, Yogyakarta, akhirnya dia dibawa pulang ke Bangetayu Wetan, Semarang, untuk berobat jalan.
Dalam masa penderitaan di ―Penjara Rumah karena tidak bisa ke mana-mana, di sinilah Allah tiupkan energi untuk bangkit. Energi kerinduan kepada Cairo, tempat di mana Kang Abik kuliah selama 7 tahun. Kerinduan itu tak terbendung lagi, ia pun teringat pada sebuah cerpen yang pernah ditulisnya saat musim panas di Cairo. Cerpen berjudul
―Suatu Hari di Musim Panas‖ itu sebenarnya belum selesai.
Untuk mengobati kerinduannya itu, akhirnya muncul keinginan yang kuat untuk merampungkan novel tersebut.
―Tak terasa saya sudah melanjutkan sampai 23 halaman. Sayangnya semua itu belum masuk pada konflik. Akhirnya, muncul gagasan untuk menggabungkan cerpen dengan novel yang belum terselesaikan di Cairo,‖ ujarnya.
Rupanya, sengsara membawa nikmat. Berawal dari kisah sengsara kecelakaan, pria ini meluncurkan novel laris berjudul Ayat Ayat Cinta. Bahkan, tidak hanya laris manis, novel yang terus dicetak ulang ini berhasil meraih penghargaan sebagai karya novel terbaik dalam Islamic Book Fair (IBF) 2006, kategori fiksi dewasa.
Demikianlah sepenggal cerita Sengsara Membawa Nikmat. Oleh karena itu, ubahlah persepsi Anda terhadap penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan dan berbagai hal yang tidak Anda senangi. Karena, satu penderitaan, dua kebahagiaan. Satu kesulitan, dua kemudahan.