DigIndonews.comDigIndonews.com
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Reading: PEMUDA YANG MENGERJAI GURU NGAJI
Share
Font ResizerAa
DigIndonews.comDigIndonews.com
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Search
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
© Sayangi.com 2022 | All Rights Reserved
DigIndonews.com > Khazanah > PEMUDA YANG MENGERJAI GURU NGAJI
Khazanah

PEMUDA YANG MENGERJAI GURU NGAJI

Agus Salim Published Juli 18, 2023
Share
SHARE

khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

 

Ada kisah menarik untuk kita ikuti, yaitu kisah seorang pemuda yang mengerjai seorang guru ngaji yang sangat sabar. Mari kita ikuti saja kisahnya. 

 

Di suatu desa ada seorang guru ngaji yang dikenal sangat sabar, tekun, tawadhu terhadap siapapun. Wajahnya begitu lembut dan syahdu memancar kedamaian dari raut muka yang bersih. sorotan matanya tajam tanda begitu dalam akan keilmuannya. Dia disamping sabar juga sangat khusyu‟ dalam beribadah. Tak segansegan dia membantu orang yang sedang membutuhkannya. Kebaikan dan kesabarannya dikenal oleh semua penduduk kampung. Hingga ahirnya ada seorang pemuda yang telah menyelesaikan Strata-1 (sarjana) yang ingin menguji kesabarannya. Pemuda ini tidak yakin akan kesabaran guru ngaji itu. Sebab, selama pemuda itu belajar di kampus yang dia jumpai malah banyak orang berilmu tetapi sangat egois dan sangat perhitungan baik dengan waktu, tenaga dan materi.  

 

Akhirnya rasa penasaran yang kuat mendorongnya untuk berkunjung ke rumah guru ngaji itu. Sesampainya di sana pemuda itu menyampaikan maksudnya untuk mengundangnya ke rumahnya. Dan guru ngaji itu menyanggupi pemuda itu untuk memenuhi undangannya.  

Baca Juga  KUALITAS IMAN DAN CINTA

 

Setelah tiba waktu yang dijanjikan Sang Ustadz itu pun datang ke rumah pemuda tersebut untuk memenuhi undangannya. Namun, sesampainya di rumah si pemuda, sang ustadz melihat rumah pemuda itu tertutup tidak ada acara hajatan apa-apa. Lalu ia pun mengetuk seraya mengucap salam. Dan, terdengarlah jawaban dari dalam rumah. 

 

Pintu pun dibuka. Namun, si pemuda tidak mempersilakan sang ustadz masuk. Ia malah bertanya, 

“Maaf, Pak Ustadz, kalau boleh tahu ada keperluan apa sampai ustadz sudi datang ke rumahku?” 

 Ustadz pun menjawab, “Saya datang ke rumahmu atas undanganmu kemarin.” 

 “Siapa bilang saya mengundang Pak ustadz” Bantah si pemuda. 

Dengan tenang sang ustadz pun berkata, “Kalau begitu saya pulang dulu ya. Assalamu‟alaikum.”  

 

Berlalulah sang ustadz dari hadapan pemuda itu dengan senyum. Dipandanginya pak ustadz itu oleh pemuda itu hingga beberapa puluh meter. Tetapi tiba-tiba pemuda itu memanggil pak ustadz dengan suara yang keras, “Pak ustadz…pak ustadz …pak ustadz …. tolong kemari sebentar!” sambil melambaikan tangannya. Pak ustadz pun kembali menemui pemuda itu.  

Baca Juga  Opini Tak Berdasar Bisa Lukai Keadilan, Mari Percaya pada Proses Hukum

 

“Ada apa, Dik, kok memanggil saya, apa acaranya jadi?” tanya pak ustadz.  

“Oh sebenarnya jadi sih ustadz tapi saya belum mengundang orang-orang, jadi ditunda saja pak ustadz ya.” kata pemuda itu menguji pak ustadz.  

“Kalau begitu saya pamit dulu dik ya? pinta pak ustadz dengan senyum.  

“Ya silakan ustadz, maaf ya ustadz tidak marah „kan” kata pemuda itu.  

 

Berlalulah pak ustadz dari hadapan pemuda itu. Setelah jauh dipanggil lagi pak ustadz oleh pemuda tadi,  “Pak ustadz … pak ustadz… pak ustadz ….kemari! Acaranya jadi hari ini,” seru pemuda.  

 

Pak ustadz pun menoleh dan bertolak ke rumah pemuda tadi ketiga kalinya. Sesampainya di hadapan pemuda itu langsung pemuda itu bertanya, 

“Pak ustadz mengapa ustadz tidak marah saat saya kerjai 

Baca Juga  MENGETUK PINTU NURANI

hingga tiga kali?”  

 

Sang ustadz menjawab, “Mengapa saya harus marah? Anjing saja jika dipanggil majikannya dengan memukulkan sesuatu tanda akan diberi makan, lalu menghampiri majikannya dan tidak ditemukan makanan, anjing itu diam saja, tidak marah dan tidak menggerutu dan berlalu begitu saja? Masak saya yang lebih mulia dari anjing kalah sabar dengan anjing?”  

 

Mendengar jawaban pak ustadz tadi, pemuda itu langsung bersimpuh dilutut pak ustadz seraya meminta maaf dan menyatakan diri untuk menjadi santrinya.  

 

Kemuliaan seseorang itu tidak diukur dari seberapa banyak ilmu yang dikuasainya, bukan pula dari berapa tinggi kedudukan dan gelar yang disandangnya, tetapi kemuliaan seseorang itu terletak pada budi pekertinya yang terpancar dari hati yang bersih dan suci.  

 

Marilah kita belajar untuk berhias diri dengan akhlakul karimah dan belajar meraba perasaan orang lain,  agar kita mampu menjadi orang yang sabar dan menjaga kesabaran.  

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Goresan_Hikmah

#Pemuda_Yang_Mengajari_Guru_Ngaji

 

 

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article KITA TIDAK MISKIN
Next Article FISIP UHAMKA Gandeng SIP Foundation dalam Community Development Programs di Pulau Tidung
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Daerah829
    • Agam14
    • Bukit Tinggi13
    • Limapuluh Kota385
    • Padang24
    • Payakumbuh25
    • Solok62
  • Ekonomi357
  • Headline398
  • Internasional81
  • Khazanah173
  • Lifestyle112
  • Nasional753
  • Olahraga75
  • Opini158
  • Pariwara Lipsus29
  • Politik249
  • Uncategorized194
  • Video15

Berita Lainnya

Pertamina Foundation Datangkan Psikolog Anak untuk Edukasi Pembelajaran Efektif Anak Usia Dini
KSO SCI-SI Perkuat Sertifikasi Halal di Lingkungan DPR RI
AMPI Labusel Apresiasi KPAD atas Advokasi Pendidikan Siswi MTS: Bukti Kolaborasi untuk Hak Anak
Sangat Istimewa Bupati Sijunjung Ditunjuk Menjadi Komandan Upacara Dihadapan Presiden RI Prabowo Subianto Pada Upacara Wisuda IPDN 2025
Sejarah Baru: Benny Dwifa Jadi Putra Sumbar Pertama Pimpin Upacara Pelantikan IPDN Dihadapan Presiden RI

Berita Terkait

Penyebaran Bibit Ikan Bila Sebanyak 500 Bibit Bersama Fotokan dan Kapolres Sijunjung dan OKP Se Kabupaten Sijunjung
Khazanah

Dari Ketahanan Pangan hingga Symposium, Harlah KNPI Sijunjung Jadi Simbol Aksi Nyata Pemuda

Juli 26, 2025

Rasa Aman Memburuk, Ketua Umum Pemuda Peduli Indonesia Desak Kapolri Copot Kapolrestabes Bandung

Juli 15, 2025

Ahmad Irham Tajhi Serukan Penyelamatan organisasi secara Nasional dan Nilai Gagal Ketum PP IPA dalam Melaksanakan Muktamar XIV.

Juli 5, 2025

Presidium FKMN Desak KPK Usut Dugaan Suap: Dana Rp 4,8 Miliar Mengalir ke Rekening Pribadi Kadis Kominfo Sultra

Juli 5, 2025
Show More
DigIndonews.comDigIndonews.com
Follow US
© DigIndonews.com 2024 | All Rights Reserved
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
Sign in to your account

Lost your password?