Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Karena lelah, Abdullah bin Al-Mubarak tertidur di Masjidil Haram. Ulama zuhud ternama yang hidup pada era pemerintahan Bani Abbasiyah itu bermimpi tentang dua malaikat yang turun dari langit. Dalam itu, ia mendengar kedua malaikat berdialog.
“Berapa jumlah kaum Muslim yang menunaikan haji tahun ini?”
“Enam ratus ribu orang.”
“Lalu, berapa orang yang diterima Allah?”
“Tak seorang pun kecuali lelaki bernama Muwaffaq dari Damaskus. Bahkan, berkat Muwaffaq, ibadah haji kaum muslim lainnya diterima Allah.”
Begitu terbangun Abdullah mencari seorang bernama Muwaffaq, yang ternyata adalah seorang lelaki tukang sol sepatu yang telah bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk bekal melaksanakan ibadah haji.
Suatu saat, sang istri minta Muwaffaq membelikan makanan. Saat pulang dari membeli makanan itu, Muwaffaq tertarik dengan kepulan asap yang keluar dari dapur rumah seorang tetangganya. Muwaffaq masuk ke rumah orang itu. Apa yang didapatinya? Seorang perempuan tua dan beberapa anak yatim sedang memasak daging keledai. Ia terpaksa melakukannya karena telah beberapa hari tak ada yang bisa dimakan.
Mendengar jawaban itu, Muwaffaq segera pulang menemui istrinya. Muwaffaq menceritakan kejadian yang baru saja dilihatnya. Akhirnya mereka bersepakat membawa tabungan mereka sejumlah 300 dirham yang semula akan digunakan sebagai bekal haji, diserahkan kepada perempuan tua yang menanggung beberapa anak yatim itu. “Aku telah menunaikan ibadah haji di depan rumahku,” ucap Muwaffaq kemudian sambil menengadahkan kedua tangannya ke langit.
Dalam Islam, pahala tidak bisa dinilai semata dari kuantitas, tapi juga harus memerhatikan kualitas. Secara kuantitas, mereka yang berhaji tentu saja lebih besar dibandingkan orang yang “hanya” memberi makan tetangganya. Namun, kisah di atas sebenarnya ingin mengajarkan kepada kita tentang kepekaan sosial. Sangat naïf, jika kita mementingkan diri dengan bersikeras melaksanakan ibadah haji – walaupun itu ibadah yang diperintahkan sementara ada di sebelah maupun di depan rumah kita orang yang kelaparan dan sangat membutuhkan bantuan.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Goresan_Hikmah
#Menunaikan_Ibadah_Haji_Didepan_Rumah