
Jakarta, 9 Juni 2025— Ketua Umum Pemuda Peduli Indonesia (PPI), Bima Putra, melontarkan kecaman keras terhadap pernyataan kontroversial anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, yang meminta
Kejaksaan Agung agar tidak “menzolimi koruptor”. Bima menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk pembelaan terhadap kejahatan luar biasa dan pengkhianatan terhadap amanat rakyat.
“Ini logika yang dibalik! Koruptor adalah pelaku kejahatan luar biasa, bukan korban. Yang dizalimi justru rakyat kecil yang dirampas hak-haknya,” tegas Bima saat konferensi pers di Jakarta.
Menurut Bima, pernyataan tersebut berbahaya karena bisa menjadi sinyal buruk bagi aparat penegak hukum dalam menindak tegas pelaku korupsi. Ia menyebut komentar Hasbiallah sebagai bentuk banalitas terhadap praktik korupsi yang selama ini menjadi musuh bersama bangsa.
“Saat publik berharap Komisi III menguatkan integritas lembaga hukum, malah ada anggota DPR yang terkesan memihak koruptor. Ini adalah tamparan keras bagi rakyat,” lanjut Bima.
Aktivis muda ini juga menyayangkan tidak adanya kesadaran moral dari seorang wakil rakyat yang seharusnya berdiri di garis depan dalam perang melawan korupsi.
“Jangan sampai DPR jadi tempat berlindung bagi para pembela koruptor. Rakyat harus bersatu menjaga integritas institusi penegakan hukum,” kata dia.
Bima Putra mendesak Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) segera memanggil Hasbiallah Ilyas untuk dimintai klarifikasi dan diberikan sanksi etik jika terbukti melanggar prinsip moral sebagai anggota legislatif.
“Kita tidak bisa membiarkan pembiaran terhadap narasi seperti ini. Diam berarti setuju. PPI akan menjadi garda terdepan dalam mendesak akuntabilitas moral dan hukum bagi siapapun yang membela korupsi,” tutupnya.
Pernyataan Hasbiallah Ilyas sendiri kini tengah menjadi sorotan luas di media sosial, di mana publik bereaksi keras dan mempertanyakan integritas moral sejumlah wakil rakyat dalam mendukung agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.