Digindonews.com-–Pemilihan serentak 2024 sudah didepan mata. Tanggal 27 November 2024 adalah momentum setiap warganegara indonesia yang telah memenuhi syarat akan menentukan pilihannya dimasing-masing wilayah untuk memilih pemimpinnya baik itu ditingkat Kabupaten maupun Provinsi.
Pemilihan serentak 2024 merupakan alur konstitusional yang diselengarakan setiap 5 tahun masa kepemimpinan disetiap wilayah. Namun, apakah Pemilihan Kepala Daerah dari masa ke masa dimanfaatkan dengan baik oleh masyakat luas sebagai momentum evaluasi dan proyeksi dalam perbaikan pembangunan disetiap daerah.? Ataukah sebaliknya pilkada hanyalah instrumen dalam menggolkan kepentingan kelompok dan elit atau mengkesampingkan kepentingan pembangunan daerah. Sampai dengan saat ini pemilihan selalu dinarasikan dengan hal-hal yang berbau euforia semata dan mengkerdilkan apa yang menjadi subtansi yang harus mewarnai pemilihan itu sendiri.
Rote Ndao adalah wilayah terselatan Republik Indonesia yang merupakan bagian dari wilayah Nusa Tenggara Timur yang telah menjadi kabupaten sejak 2002 dan artinya Kabupaten ini telah menjalani 22 Tahun menjadi kabupaten otonom terlepas dari Kabupaten Kupang dengan 3 periodesasi kepemimpinan Bupati sejak berdirinya Kabupaten Rote Ndao, Christian Nehemia Dillak, SH (2003-2008) Drs. Leonard Haning, M.M (2014-2019), Paulina Haning S.E (2019-2024).
Dengan telah berjalannya 3 periodesasi kepemimpinan Bupati Rote Ndao apakah meninggalkan pembangunan yang diharapkan oleh masyarakat Rote Ndao.? Ini merupakan pertanyaan kritis dan juga reflektif untuk kita sebagai masyarakat Rote Ndao.
Pada 14 Juli 2023 dikutip dari Victory News bahwa PAD Rote Ndao terjadi kebocoran. Ketua Satuan Tugas (KASATGAS) Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK Dian Patria secara tegas dan ultimatum kepada Badan Anggaran (BANGGAR) dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) Kabupaten Rote Ndao untuk menghentikan praktik-praktik yang memungkinkan terjadinya kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Cukuplah APBD kecil, cuma Rp 800 Miliar. PAD cuma 3,26 Persen dari total APBD, Jangan pula kalian tilep ini uang, jangan main-main. Ini sudah kritis, kok sedikit sekali PAD dari Hotel. Tadi juga kami baru diberitahukan data, ternyata ada tunggakan pajak yang belum ditagih-tagih. Ada yang sudah 10 tahun dan ada yang 5 tahun. Ini berarti ada lose..” Selain itu, pajak Pertambangan Galian C pada 3 (Tiga) lokasi dekat dengan kompleks Perkantoran Bupati yang sejak tahun 2014 tak juga ditagih. Jangan sampai ada non teknis nih, atau ada main-main disana. Lanjutnya.
Persoalan ini selaras dengan apa yang saya uraikan diatas apakah pemilihan ini sebagai ajang evaluasi dan proyeksi.? atau sebaliknya pemilihan hanyalah instrument bagi elit untuk menggolkan kepentingannya dan kelompok.!
Saya menulis persoalan ini sebagai bahan refleksi untuk bagaimana kita merefleksikan kembali jika Pemilihan Kepala Daerah 2024 terkhusus kabupaten Rote Ndao ini sebagai ajang dukung-mendukung saja dan mengkesamping beberapa persoalan yang telah terjadi maka roda persoalan itu akan datang kembali dengan bentuk yang sama. Untuk itu mari sama-sama kita kawal Pemilihan Serentak 2024 ini sebagai Evaluasi dan Proyeksi menyambut pembangunan Rote Ndao yang lebih baik.
Saya sebagai pemuda Rote Ndao menghimbau kepada semua elemen masyarakat untuk menggunakan Hak Pilihnya dengan sebaik-baiknya terkhusus Pemuda/di, Mahasiswa dan kaum terpelajar agar menjatuhkaan pilihannya dengan berdasarkan analisis yang kritis karena pemimpin yang terlahir dari proses Pemilihan Serentak 2024 adalah pemimpin yang membawa harapan masyakat Rote Ndao dengan pembangunan yang lebih baik.